100kpj – Entah kebetulan atau tidak, demam film Gundala sekilas juga menjangkiti sebuah perusahaan moda transportasi ojek online asal Depok, Gaspol Indonesia. Nuansa superhero Gundala Si Putra Petir sangat kental terlihat dari aksesoris yang digunakan rider mitra Gaspol Indonesia. Dan tak tanggung-tanggung, Gaspol Indonesia bakal menjadi pesaing baru Gojek dan Grab yang tentu sudah punya nama besar.
Lalu apa yang menjadi modal bagi Gaspol Indonesia untuk menantang Gojek dan Grab yang tentu disokong dana yang lebih besar. Rupanya, Gaspol Indonesia punya strategi sendiri dengan menghadirkan sosok unik dan nyentrik mirip dengan Gundala Si Putra Petir sebagai ikonnya.
Ya, Gundala Si Putra Petir yang saat ini memang filmnya tengah diserbu di bioskop-bioskop tanah air. Kemiripan dengan superhero lokal ini yang tampaknya akan menjadi daya tarik ojek online pendatang baru ini. Dalam kesempatan ini, 100kpj berkesempatan bertemu langsung Lisa Subandi salah satu CEO Gaspol Indonesia.
Menurut Lisa, awal mula dirinya merintis bisnis ojek online karena ia memang kerap menggunakan moda transportasi yang satu ini. Dari kebiasaan itu ia kerap berdiskusi dengan para driver dan mulai tahu banyak mengenai bisnis ojek online.
"Saat itu saya sering berdiskusi denga pengemudi. Saya pikir mereka sejahtera, ternyata mereka tidak seperti apa yang saya bayangkan. Soal pendapatan, justru sebaliknya. Jadi mereka seolah terpaksa. Dari situ saya terbesit bikin transportasi online, berangkat dari keluhan para driver dan kita analisa,” katanya pada wartawan, Kamis 5 Setember 2019
Nama Gaspol sendiri, kata Lisa adalah sebuah singkatan yang artinya Gerakan Anti Susah Pengemudi Online. Lisa pun menjelaskan, dari trip yang driver atau mitra Gaspol ambil, maka akan diberikan pemotongan 20 persen.
“Dua persen kita kembalikan ke rider untuk tabungan, ada juga trip mingguan, bulanan dan kalau mereka melebihi trip mereka dapat bonus 7 persen. Ada maintenance juga, 70 trip sebulan, kita keluarkan ganti oli sendiri. Kalau dia mau mendapat incum yang besar maka harus kerja lebih keras,” bebernya.
Laporan: Zahrul Darmawan/Depok