100kpj – Sebelum berdiri sebagai perusahaan otomotif, Yamaha sempat menjajal peruntungan bisnis di sektor lain, mulai dari piano, parabot dapur, hingga baling-baling pesawat.
Namun, masih belum banyak yang tahu, jika seluruhnya diawali dari ketidaksengajaan.
Semua bermula ketika seorang pria bernama Torakusu Yamaha, yang saat itu berprofesi sebagai tukang reparasi jam tangan, diminta memperbaiki piano milik sekolah dasar Jinjo yang tak berfungsi baik. Berbekal kemampuannya di bidang mekanika, ia menerima tawaran menarik tersebut.
Melansir laman resmi biro konvensi dan pengunjung Hamamatsu, Jumat 28 Juni 2019, dijelaskan bahwa Tora hanya butuh waktu beberapa menit saja, untuk mengetahui letak kerusakan piano tersebut. Namun menariknya, ia tidak segera memperbaikinya. Ia malah meminta izin kepada kepala guru SD Jinjo, untuk membuat piano baru dengan tangannya sendiri.
Tora yang memiliki garis keturunan samurai Bushido, merasa harus berguna untuk bangsanya, Jepang. Itulah mengapa, ia bekerja sangat keras untuk melahirkan piano dengan kualitas lebih baik dari buatan negeri Eropa. Dua bulan setelah janjinya kepada kepala guru SD Jinjo, ia berhasil mewujudkan mimpi besar tersebut.
Di tahun 1888, Tora mendirikan pabrik bernama Yamaha Organ Factory, kemudian berubah menjadi Nippon Gakki Company, dan mulai melakukan impor piano besar-besaran ke banyak negara di luar Asia.
Setelah bisnis alat musiknya tumbuh dengan baik, Tora kemudian mencoba peruntungan di sektor lain yang bersebrangan dari usahanya saat itu. Di tahun 1903, ia menyasar industri kayu untuk parabot rumah tangga. Hingga akhirnya, ketika Jepang sedang berkecamuk perang hebat, ia diminta badan militer untuk membuat baling-baling pesawat.
Setelah Tora meninggal dunia, Nippon Gakki Company sempat mengalami kebangkrutan. Namun, setelah perang dunia usai, tepat di tahun 1955, Genichi Kawakami mengambil alih perusahaan tersebut, kemudian mengubah namanya menjadi Yamaha Motor Corporation (YMC). Itulah awal mula sepeda motor Yamaha lahir ke dunia.
YMC memproduksi kuda besi pertamanya dengan nama YA-1, yang saat itu dijuluki Red Dragonfly. Meski tua, namun kapasitas mesinnya terbilang lumayan, yakni 125cc bertransmisi 2-percepatan.
Dua tahun setelahnya, mereka berhasil menggebrak pasar global, setelah pihaknya sukses menghadirkan YD-1 yang menganut jantung teknis 250cc bersilinder ganda. Tak berhenti di situ, tahun 1970, YMC juga memproduksi mesin 4-tak pertamanya, dengan nama XS-1.
Petualangan Yamaha di pentas otomotif dunia berjalan baik hingga memasuki abad 21. Beragam model ditawarkan, mulai dari bebek, sport, hingga skuter matik. Meski namanya dikenal sebagai perusahaan sepeda motor, namun bisnis alat musik mereka masih berjalan hingga sekarang.
(Laporan: Septian Farhan Nurhuda)