100kpj – RSV Helmet merupakan satu dari beberapa perusahaan helm lokal yang berhasil menyerbu pasar dunia. Setelah sempat menyokong pembalap Moto2 di musim lalu, gebrakan skala global berikutnya adalah dengan mengimpor produk mereka ke beberapa negara di kawasan Asia. Seperti Vietnam, Thailand, Filipina, dan juga India.
Meski pencapaian tersebut membanggakan Indonesia, namun faktanya banyak yang khawatir, jika di belahan dunia lain, RSV tidak dikenal sebagai produk asli Tanah Air. Sebab, di logo helm buatan Bandung itu, tidak tertera bendera merah-putih, melainkan hijau-putih-merah khas bendera Italia. Mengapa demikian?
Salah satu pendiri RSV Helmet, Ilham Pratama buka suara. Ia berkisah, bahwa penggunaan gambar bendera Italia, tidak ada kaitannya dengan kadar nasionalisme yang minim. Pria yang awalnya berbisnis repaint helm itu mengatakan sempat kebingungan mencari nama untuk brand helmnya. Hingga kemudian, tanpa alasan khusus, ia menamakannya sesuai nama motor miliknya.
“Nama RSV diambil dari motor saya (Aprilia) RSV4 yang gampang dibaca. Sedangkan pakai bendera Italia karena motor itu berasal dari Italia. Sesederhana itu,” ujarnya saat peluncuran gerai baru di diler Kawasaki Central Alexindo, Bekasi Barat, beberapa waktu lalu.
Sementara itu, menurut Executive Director RSV Helmet, Richard Ryan, penggunaan logo bendera Italia di helm, tanpa disadari, memudahkan mereka melakukan penetrasi ke pasar lokal. Sebab, sejauh ini banyak konsumen Indonesia yang meragukan produk buatan dalam negeri. Sehingga, penyematan logo tersebut, bisa meyakinkan pembeli terkait kualitas produk.
“Yang penting konsumen pegang dulu barangnya. Setelah pegang, ia tahu kualitasnya bukan abal-abal, atau sekedar lolos SNI,” ujarnya.
Namun, menurut pria yang lahir di Bumi Pasundan itu, ada kemungkinan kelak RSV Helmet akan mengubah logonya, dengan menghilangkan kesan Italia, dan menumbuhkan nuansa kenusantaraan. Tapi kemungkinan tidak dalam waktu dekat.
“Soal bagaimana logonya nanti, kita masih sama-sama mengkajinya,” tutup dia.
(Laporan: Septian Farhan Nurhuda)