100kpj – DPR merestui Kementerian Pertahanan RI menerima alat utama sistem persenjataan (alutsista) dari Amerika Serikat (AS). Peralatan tempur canggih yang akan dihibahkan tersebut, salah satunya adalah pesawat tanpa awak atau drone bernama ScanEagle UAV.
Dilansir dari naval-technology, Jumat 28 Februari 2020, ScanEagle UAV merupakan drone buatan anak perusahaan Boeing, Insitu Inc, yang punya taksiran harga sekira Rp50-70 miliar per unit. Pesawat tanpa awak berteknologi mutakhir itu memiliki waktu operasional lebih dari 965 ribu jam penerbangan.
Baca juga: Indonesia Bikin Pesawat Pengintai Tanpa Awak, Speknya Sadis Juga
ScanEagle dapat beroperasi siang dan malam hari untuk mengakomodasi kebutuhan intelijen. Drone yang pertama diluncurkan pada 2004 silam itu, bisa difungsikan untuk memadamkan api, memantau kereta api, membantu kebutuhan lingkungan atau pertanian, serta mendukung operasi minyak, gas, dan juga pertambangan.
ScanEagle dapat beroperasi di ketinggian 15.000 kaki atau 4.572 meter, dan berkeliaran di medan perang untuk misi tempur hingga 20 jam. Drone berbobot maksimum 22 kilogram ini, digerakkan mesin piston model pusher betenaga 15 daya kuda. Pembelakan tersebut membuat ScanEagle mampu terbang hingga 111 kilometer per jam, dengan kecepatan maksimum mencapai 148 kilometer per jam.
Sedang di sektor fitur, drone dilengkapi sensor thermal DRS E6000 dengan resolusi 640×480 pixels dan 25 micron pitch. Selain itu, ScanEagle juga telah ditanamkan kamera infrared buatan Goodrich Sensors yang menjamin kualitas pengambilan gambar saat malam hari.