100kpj – Era kendaraan elektrifikasi di Tanah Air terus menggema. Para produsen belakangan mulai memperkenalkan produk-produk anyar berbasis tenaga listrik. Sementara Pemerintah, terus mengatur regulasinya.
Bukan cuma ramah terhadap lingkungan, kendaraan berbasis listrik juga digadang-gadang dapat menghemat pengeluaran pengendara. Baru-baru ini PT PLN menjabarkan komparasi perhitungan biaya pengeluaran bagi mobil bermesin konvensional dan mobil bertenaga listrik. Perhitungan dilakukan dengan seksama.
Dan hasilnya, mobil bertenaga listrik memiliki pengeluaran lebih murah. Menurut Wakil Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo, jika mobil konvensional butuh satu liter BBM dengan harga Rp8.500 untuk jarak tempuh 10 km, mobil listrik hanya butuh daya 2 kWh untuk menjangkau jarak 10 km.
Sementara tarif listrik per kWh saat ini, ada di Rp1.467. Artinya apabila dipakai 2 kWh untuk menempuh jarak 10 km, biayanya dipastikan cuma Rp3.000. "Jadi kalau mobil pakai bensin 10 km biayanya Rp8.500. Pakai listrik itu Rp3.000," papar Darmawan di Synergy Lounge Kementerian BUMN, Jakarta.
Akan tetapi, dia melanjutkan, tantangan di Indonesia saat ini adalah memberikan insentif yang tepat agar kendaraan listrik bisa didapat masyarakat dengan harga terjangkau."Jadi yang jadi tantangan dari mobil listrik karena belum ada insentif," kata dia.
Darmawan pun bercerita terkait harga mobil pribadinya yang baru dia beli yaitu Mitsubishi Xpander pengguna BBM seharga Rp250 juta. Namun untuk Xpander yang menggunakan tenaga listrik harganya bisa dua kali lipat atau Rp500 juta, meski secara operasional akan menghemat biaya.
Untuk itulah, menurutnya penting adanya insentif agar membuat harga mobil listrik lebih terjangkau. "Kalau mobil listrik ada insentif, artinya kita pastikan bisa membuat masyarakat berpindah ke mobil listrik," tuturnya.
(Laporan: Fikri Halim)