100kpj – Indonesia memiliki potensi besar untuk membangun ekosistem kendaraan listrik di masa mendatang, seperti disampaikan Presiden RI Joko Widodo (Jokowi). Indonesia dinilai sanggup jadi produsen terbesar baterai listrik.
Jokowi mengungkapkan cadangan nikel Indonesia adalah nomor satu di dunia, timah nomor dua di dunia, bauksit nomor enam di dunia, dan tembaga nomor tujuh di dunia. Di tanah air hanya tidak memiliki litium saja.
"Membangun ekosistem EV baterai itu kita hanya kurang litium, enggak punya. Saya kemarin sudah sampaikan ke Prime Minister Albanese, Australia punya litium, kita boleh beli, dong, dari Australia. Terbuka, silakan. Tapi ternyata dari kita sudah ada yang punya tambang di sana. Ini strategis, benar melakukan intervensi seperti itu sehingga ekosistem besar yang ingin kita bangun jadi," kata Jokowi di Istana Negara, Jakarta, dikutip dari VIVA.
Menurut Jokowi, yang kemudian menjadi tantangan adalah mengintegrasikan bahan-bahan tersebut karena posisinya yang tersebar di beberapa tempat berbeda di Indonesia, misalnya tembaga ada di Papua dan Sumbawa, nikel ada di Sulawesi, dan bauksit ada di Kalimantan Barat dan Kepulauan Riau.
"Mengintegrasikan ini sebuah barang yang tidak gampang sehingga jadi sebuah ekosistem itu. Inilah yang terus, saya mati-matian, harus jadi karena inilah yang akan melompatkan kita, meloncati, leap frog menuju ke peradaban yang lain. Saya mati-matian untuk ini," ujar Jokowi.
Lebih jauh, Jokowi meyakini bahwa ketika ekosistem besar kendaraan listrik tersebut jadi, maka investasi akan datang dengan sendirinya ke Indonesia. Dia mengatakan bahwa Indonesia terbuka terhadap hal tersebut, asal para investor turut menggandeng perusahaan swasta Indonesia maupun dengan badan usaha milik negara (BUMN) sehingga terjadi transfer teknologi.