100kpj – Pandemi COVID-19 membuat sejumlah agen pemegang merek atau APM mobil di Indonesia menunda peluncuran produk-produk baru. Imbasnya, sepanjang tahun 2020, konsumen di Tanah Air tak punya banyak pilihan model. Lantas, benarkah hal tersebut berpengaruh pada pasar kendaraan bekas?
Perusahaan rintisan atau startup yang bergerak di bidang penjualan mobil bekas, CARRO mengungkap satu data unik. Mereka mengatakan, selama pembatasan sosial berskala besar atau PSBB, penjualan mobil bekas meningkat lantaran tak banyak pabrikan yang meluncurkan produk-produk baru.
“Masa PSBB ini sebetulnya justru memicu ledakan dalam jual-beli mobil bekas, dikarenakan kurangnya distribusi mobil baru ke dealer, dan konsumen lebih selektif dalam membelanjakan uangnya,” ujar co-founder CARRO, Aditya Lesmana, melalui sambungan virtual, dikutip Rabu 16 Desember 2020.
Baca juga: Zaman Serba Canggih, Orang RI Beli Mobil Bekas Masih Pakai Cara Kuno
Aditya menambahkan, selama tiga bulan terakhir, CARRO menerima permintaan cukup besar dari konsumen di seluruh Indonesia. Bahkan, peningkatannya bukan lagi dalam hitungan berpuluh-puluh persen, melainkan ratusan.
“Selama tiga bulan terakhir, ada peningkatan hingga 600 persen. Sampai sekarang, orang butuh mobil, soalnya public transport tak bisa diandalkan sepenuhnya. Kini, kita malah bingung cari mobil bekas untuk dijual ke pembeli,” terangnya.