100kpj – Sepeda motor trail sering digunakan untuk melintas di sirkuit terjal dan penuh gompal. Sehingga, ground clearance, atau jarak antara bagian bawah bodi dan permukaan tanah harus dibuat meninggi. Hal itu untuk mencegah terjadinya benturan atau gesekan terhadap undakan tanah serta bebatuan besar.
Mengetahui fungsinya tersebut, rasanya pantas jika banyak pemilik trail memutuskan tidak mengubah dimensi kendaraan. Namun, apabila memang harus dilakukan, biasanya modifikasi itu berupa penambahan tinggi dudukan, bukan sebaliknya.
Lantas bagaimana jika motor trail dibuat ceper dan memanjang layaknya tunggangan lowride? Akun Instagram @bike.indonesia membingkai seorang pria yang sedang berfoto dengan Honda CRF modifikasi. Uniknya, motor itu sudah keluar dari pakem pabrikan, alias tidak nampak seperti tampilan bawaan.
Lihat saja bagaimana tubuhnya yang dibiarkan menggelosor, dengan perangkat mesin yang berjarak tipis dari permukaan aspal. Parahnya lagi, sang pemilik mengganti lengan ayun pabrikan dengan tungkai besi yang dipasang panjang dan sejajar.
Melihat tampilannya, rasanya fungsi umum trail sudah lenyap, alias tidak ideal lagi. Artinya, sepeda motor sudah kehilangan identitasnya sebagai tunggangan penggaruk tanah. Sebab, dengan dimensi seperti itu, mustahil rasanya melaju di lintasan penuh undakan.
Modifikasi ektrem itu rupanya menyita perhatian warganet. Banyak yang menyayangkan keputusan sang pemilik mengubah wujud bawaan sepeda motor.
“Aduh, jadi kasihan lihat nasib motornya ya,” kata @adirencin.
“Lihatnya jadi ngerasa geli,” tulis @salmanspt.
“Wah, ini sih bukan buat ditanah lagi, tapi untuk di aspal,” komentar @single_galau.
(Laporan: Septian Farhan Nurhuda)