100kpj – Memasuki musim panas, warga timur tepatnya di Indonesia kerap bermain layang-layang. Selain membawa kebahagian untuk menghilangkan jenuh selama di rumah, namun bermain layang-layang juga menyebabkan kabar duka cita.
Pasalnya baru-baru ini seorang pengendara motor tewas mengenaskan lantaran lehernya terjerat benang layang-layang Kamis, 11 Juni 2020. Korban bernama Yohanes Budi Santoso (21) adalah warga RT 2 RW 7 Sumber, Banjarsari, Solo.
Baca Juga:
Calon Kuat Direktur Baru Telkom Anak Muda yang Suka Mobil Mewah?
Canggihnya Jet Tempur Milik Indonesia, Bisa Bersahabat dengan Petir
Lampaui Esemka, Mobnas Vietnam Sudah Bersaing dengan Merek Jepang
Salah satu saksi mata, Agus Satriyono mengatakan, korban sehari-hari berprofesi sebagai teknisi di bengkel, namun saat mencoba sepeda motor milik pelanggannya benang layangan yang tersangkut di tiang listrik menjerat lehernya.
"Saat jalan (naik motor) dari selatan ke utara terus kejiret (terjerat) benang layangan kemudian menabrak pagar kantor pos dan terjatuh," ujarnya kepada wartawan.
Dengan adanya kasus tersebut, pengendara motor harus berhati-hati lagi ketika melintasi jalan yang di kawasan tersebut banyak warga bermain layang-layang. Seperti yang disampaikan Founder Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC), Jusri Pulubuhu.
“Dari zaman dulu sudah banyak kasus seperti itu. Yang harus kita lakukan agar kejadian tersebut tidak terulang, ada tiga stake holder yang dilibatkan, yaitu pemain layang-layang, pemotor, dan apparat,” ujarnya kepada 100KPJ, Senin 15 Juni 2020.
Lebih lanjut Jusri menjelaskan, bermain layang-layang itu sudah menjadi budaya jadi sulit kiranya untuk dilarang. Maka yang bisa dilakukan bagi pengguna jalan, khususnya pemotor tentu mengurangi peluang kecelakaan karena benang layang-layang.
“Pastikan menggunakan safety gear, yang terpenting adalah helm. Usahakan pakai jaket tebal, atau model denim yang dapat menutupi leher. Kemudian, gunakan masker atau buff yang juga menutupi leher pengendara,” tuturnya.
Menurutnya cara penggunaan buff juga perlu diperhatikan. Buff dengan ukurang yang panjang jangan dimasukkan ke dalam jaket, khususnya pada bagian leher. Artinya kain penutup mulut dan hidung itu berada di luar jaket yang Anda gunakan.
“Jangan ada sela antara jaket dan buff, itu bisa saja memicu benang tersangkut. Lebih baik pakai buff di luar menutupi jaket. Pengendara motor juga harus waspada ketika berjalan, kontrol kecepatan dan pantau kondisi jalan,” katanya.
Lebih lanjut Jusri menjelaskan, jika keadaan motor kencang dan benang layang—layang itu mengikat salah satu tubuh tentu akan beresiko. Terlebih benang itu menyangkut ke leher yang tidak dilindungi oleh jaket atau buff, tentu akann tersayat.
Baca Juga:
Dokter Tirta Si Anak Motor yang Tengah Dihujat karena Foto Viralnya
Isi Garasi Jaksa Fedrik yang Hukum Tersangka Penyiraman Novel Baswedan
“Lihat situasi terlebih dahulu, dan berjalan pelan jika daerah yang di lintasi terdapat layang-layang. Karena potensi adanya benang melintas ke jalan cukup besar. Karena melakukan pengerman mendadak juga bukan solusi,” sambungnya.
Jusri memberikan contoh, dengan kecepatan 30 kilometer per jam, dan bobot pengendara 70 kilogram saja motor dapat terjatuh hingga terseret sekitar 7 meter jika melakukan pengereman mendadak dan pengendaranya terjatuh karena sliding.