100KPJ

Siapa Bilang Mobil Matik Enggak Bisa Irit, Begini Cara Berkendaranya

Share :

100kpj – Pabrikan mobil selalu membuat inovasi untuk meningkatkan kenyamanan penggunanya. Salah satunya soal transmisi, jika awalnya mobil hanya memiliki gigi manual, namun sejak beberapa abad lalu pabrikan akhirnya membuat versi matik.

Seiring perkembangan zaman, transmisi matik terus berkembang. Sebelumnya hanya tersedia versi konvensional dan AMT (Automated Manual Transmision) atau semi. Namun kini ada juga model CVT (Continuously Variable Transmission).

Transmisi CVT ini memiliki komponen tambahan di dalamnya berupa sabuk, sehingga saat perpindahan gigi akan lebih halus ketimbang matik konvensional. Biasanya transmisi CVT dikenal lebih efisien karena cara kerjanya menyalurkan tenaga smooth.

Sementara untuk matik berjenis dual clutch, atau kopling ganda rata-rata dibenamkan pada mobil kelas sport yang memiliki tenaga buas. Perpindahan gigi yang sangat responsif sangat dibutuhkan untuk mesin berperforma tinggi saat menyalurkan tenaga.

Dari banyaknya jenis transmisi matik yang beredar, pada dasarnya mobil tanpa gigi tersebut memang diciptakan agar lebih nyaman saat berjalan di perkotaan dengan lalu lintas yang padat. Karena hanya membutuhkan satu kaki mobil sudah berjalan.

Artinya Anda tidak perlu repo menekan kopling, memasukin gigi pada tuas transmisi dan mengatur gas yang benar. Namun citra buruk mobil transmisi matik adalah, bahan bakarnya yang lebih boros, dan dari segi perawatannya dikenal lebih mahal.

Padahal terkait bahan bakar mobil boros atau irit itu bisa diakali dari gaya berkendaranya. Seperti yang disampaikan Trainer Nissan College PT Nissan Motor Indonesia, Sugihendi beberapa waktu lalu. Dia menyebut mobil matik juga bisa irit.

“Pada saat mobil ingin melaju dari putaran awal, pedal gas jangan diinjak terlalu dalam tapi harus diurut secara halus. Untuk matik CVT sistemnya akan menyesuaikan kecepatan dan kondisi jalan,” ujarnya.

Lebih lanjut Sugihendi menjelaskan, untuk transmisi CVT pergantian giginya lebih cepat dan perpindahannya halus. Maka untuk mencapai kecepatan 60-70 kilometer per jam hanya butuh putaran mesin rendah, yaitu di bawah 2.000 rpm.

“Makannya kalau mau irit tahan di 2.000 rpm jangan lebih. Dan yang paling terpenting anstisipasi trafik di jalan, karena akan boros kalau stop and go. Hindari idle terlalu lama, memang situasi jalan harus ada idle misalnya macet, dan kecepatan konstan dipertahankan,” tuturnya.

 

Share :
Berita Terkait