100kpj – Meski mencari sparepart melalui perangkat digital lebih mudah dan murah, namun tak sedikit kalangan yang masih mendatangi bengkel untuk membelinya secara langsung. Sebab dengan cara itu, mereka bisa memastikan apakah komponen yang dibelinya itu dalam kondisi baik atau sebaliknya.
Kendati demikian, ada hal yang perlu diperhatikan saat hendak mencari suku cadang ke bengkel sepeda motor, terutama soal penyebutan nama.
Biasanya, ada istilah khusus yang acap dipakai orang bengkel untuk menyebut komponen di sepeda motor. Sialnya, nama-nama yang diberikan berbeda jauh dengan nama teknisnya. Sehingga, sering terjadi kebingungan lantaran konsumen tidak memahami arti istilah tersebut.
Akun Facebook bernama Robbi Barik membagikan pengalamannya terkait hal serupa. Ia bercerita, pernah mencari engine mounting ke lima bengkel berbeda, namun hasilnya nihil. Alasannya, karena seluruh bengkel yang ia tuju, tak mengerti apa itu engine mounting dan punya istilah lain untuk menyebutnya.
“Menyusuri empat toko, enggak ada yang jual mounting engine. Pas saya ganti sebut main stand dan karet stopper, hasilnya juga sama,” kata Robbi, seperti dikutip Jumat 25 Oktober 2019.
“Di toko kelima juga sama. Tapi karena sepi, saya minta karet Mio yang biasa dibeli orang. Setelah dijejer di etalase, saya ambil mounting dan tanya: ‘Kamu menamakan ini apa?’ dia menjawab: karet ganjel mesin, Pak,” sambungnya.
Rupanya, apa yang terjadi pada Robbi bukan hal baru di dunia perbengkelan. Sebab, banyak warganet yang memenuhi kolom komentar dengan cerita serupa. Bahkan, ada yang sampai melengkapinya dengan istilah anak bengkel lainnya.
“Tiap daerah, nama part beda-beda. Kalau di tempat saya, ada yang namanya bos pinggang. Bahkan ada juga nama part cover body kotak sabun,” tulis Indra.
“Istilah di tempat saya nih. Swingarm: capit urang. Header knalpot: leher angsa. Knalpot racing: knalpot bobokan. Knalpot dibobok sendiri: knalpot sedet. Gasket mesin: perpak,” komentar Ziyad. (re2)