100KPJ

Suhu Udara Jakarta Capai 37 Derajat, Apa Efek Buruk Buat Mobil?

Share :

100kpj – Suhu udara di Jakarta dan sekitarnya dalam beberapa hari ini menyentuh 37 derajat celcius. Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika atau BMKG memprediksi fenomena tersebut masih akan berlangsung setidaknya hingga seminggu ke depan.

Memanasnya suhu di Jakarta membuat sebagian orang malas berjalan kaki ke luar ruangan dan memilih menumpaki kendaraan beratap. Salah satunya, mobil pribadi. Namun, sebelum menyisir jalan dalam kondisi terik, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, terutama temperatur pada mesin kendaraan.

Mekanik Tunas Daihatsu Matraman, Jakarta Timur, Puji Raharjo menyebut, terik matahari yang menyorot langsung kendaraan bisa membuat mesin ikut panas. Biasanya, mobil yang dilengkapi indikator temperatur di headunit, akan memunculkan sinyal merah yang berarti peringatan suhu terlalu tinggi.

Namun, kata dia, indikator tersebut hanya sebatas peringatan saja. Artinya, saat menyala merah, mobil tetap bisa dijalankan seperti biasa. Berbeda dengan mobil modern yang telah dilengkapi teknologi pemadam mesin yang bekerja otomatis dengan bantuan engine control unit atau ECU.

“Jadi biasanya mobil sekarang itu kalau terlalu panas bakalan mati otomatis. Sebelum overheat, sensor (kalau kendaraan terlalu panas) mengirimkan sinyal ke ECU dan perangkat itu yang menghentikan kinerja mesin,” ujarnya saat dihubungi 100KPJ, Kamis 23 Oktober 2019.

Puji juga menuturkan, panasnya suhu yang belakangan terjadi di Jakarta dan sekitarnya sebenarnya masih bisa dikatakan aman bagi kendaraan. Asalkan, kata dia, kondisi mobil memang dalam kondisi prima.

“Tapi juga harus tetap waspada. Karena selain mesin, terik matahari itu berdampak langsung ke eksterior mobil. Bisa memudarkan lapisan coating dan juga memunculkan jamur,” kata dia. (re2)

Share :
Berita Terkait