100kpj – Santri di Camis, Yayat diserempet pengendara moge hingga luka, dan muntah darah di Jalan Raya Cihaurbeuti, Ciamis, Jawa Barat. Apesnya kejadian itu bersamaan dengan acara Harley-Davidson Club Indonesia (HDCI).
Sempat ada dugaan pelaku anggota dari komunitas moge tersebut yang konvoi, meski sebelumnya sudah dijelaskan Kasat Lantas Polres Ciamis, AKP Iman Hermawan bahwa pelaku masuk ke dalam iringan Harley.
“Selang beberapa menit (setela kejadian), ada rombongan konvoi Harley lima motor, yang terlibat kecelakaan itu gabunglah sama lima orang itu, jalan lagi,” ujar AKP Iman.
Ketua Umum HDCI, Ahmad Sahroni juga sudah menjelaskan bahwa pelaku bukan anggota dari komunitasnya, bahkan dia juga menyebut moge yang digunakan bukan Harley-Davidson melainkan Moto Guzzi, meski secara tidak langsung brand asal Italia itu disebut dengan kata ‘Moto Guci’ di status Instagram pribadinya.
Terlepas dari kasus tersebut, ada beberapa hal penting yang wajib diketahui komunitas baik motor kecil, atau moge sekalipun saat konvoi Tujuannya agar tidak mengganggu pengguna jalan, dan tidak membahayakan.
Safety Defensive Consultant Indonesia atau SDCI, Sony Susmana sempat mengatakan, supaya lebih aman, konvoi moge harus dibagi menjadi beberapa gugus atau klaster. Berisikan tujuh anggota dengan satu road captain.
“Konvoi itu ada aturannya, pasti dikaitkan terhadap lingkungan. Tipe konvoi yang paling cerdas adalah klaster. Jadi, dalam rombongan dibagi menjadi beberapa klaster, dan dalam satu klaster terdiri dari satu road captain dan maksimal tujuh motor,” ujar Sony Susmana saat dihubungi 100kpj.
Biasanya, semakin banyak jumlah peserta konvoi moge, semakin sulit para anggotanya diatur. Bahkan, tak jarang ada yang sampai ‘makan’ jalan dan menghalangi ruang gerak penguna jalan lainnya.
“Semua pengguna jalan raya punya status yang sama ketika berkendara. Sehingga harus mematuhi aturan lalu lintas dan tidak menyusahkan orang lain,” terangnya.
Pengguna jalan raya lain tak wajib menghindar atau memberi ruang jalan saat ada iring-iringan moge yang mendekat.
Sekalipun dikawal petugas kepolisian, namun itu hanya bertugas mengarahkan, dan mengamankan saja. Satu yang perlu diingat, moge tak termasuk kendaraan prioritas di jalan raya.
“Mereka (konvoi moge) bukan prioritas meski pakai pengawalan petugas kepolisian. Kecuali pengawalan untuk pejabat, tamu negara, ambulans, dan pemadam kebakaran. Silakan konvoi di mana saja, tapi harus dengan santun, berbagi (jalan), tidak distraction, tidak ugal-ugalan, dan tidak agresif,” sambungnya.