100kpj - Libur Natal dan tahun baru (Nataru) dimanfaatkan warga perkotaan untuk berbondong-bondong mengunjungi tempat wisata, atau pulang ke kampung halaman menggunakan mobil pribadi.
Menggunakan kendaraan pribadi saat liburan dianggap lebih fleksibel, atau tidak repot jika ingin berpindah-pindah tempat. Namun konsekuensinya, barang bawaan yang dibawa terbatas, sesuai ruang bagasi.
Meski begitu, ada juga yang memaksakan untuk membawa barang bawaan melebihi daya angkut dari mobil itu sendiri. Hingga menambah bagasi tambahan di bagian atap mobil, yang disebut roof box.
Padahal ada banyak resiko yang ditimbulkan, jika beban kendaraan melebihi kapasitas. Seperti yang pernah disampaikan Founder Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC), Jusri Pulubuhu.
Jusri menjelaskan, mobil yang megangkut beban berlebihan akan memengaruhi kinerja komponen, baik itu mesin, atau sektor kaki-kaki. Sehingga menurunkan tingkat keselamatan, dan rasa nyaman saat berkendara.
"Beban kerja mesin semakin berat, sehingga bahan bakar lebih boros. Keamanan otomtis gaya gravitasi tidak sesuai, akhirnya jarak pengereman lebih panjang,” ujarnya kepada 100kpj.
Selain itu, pengaruh lain dari kendaraan yang berlebihan muatan, lanjut Jusri, akan berpotensi mengalami kecalakaan karena bisa menimbulkan over steer, hingga body roll berlebihan ketika melewati tikungan.
Hal senada disampaikan Diler Technical Support PT Toyota Astra Motor, Didi Ahadi. Menurutnya, mengatakan hal yang sama. Menurutnya beban angkutan melebihi batas, akan membuat bahan bakar lebih boros karena kerja mesin lebih berat, dan mengurangi keamanan.
"Gambarannya Avanza (lama) bobot maksimal sekitar 700 kilogram. Karena tujuh penumpang, jika bobot satu orang 70 kilogram artinya sudah 490 kilogram, sisanya dimanfaatkan bawa barang. Jangan berlebihan intinya safety harus diperhitungkan selama liburan,” kata Didi.
Selain memerhatikan kapasitas angkut, mobil juga perlu diperiksa secara menyeluruh sebelum dibawa berlibur, terutama menempuh perjalanan jarak jauh. Ada beberapa sektor yang wajib diperhatikan, yakni periksa secara menyeluruh kondisi mesin, atau lakukan servis, ganti oli dan lain-lain.
Berdasarkan data Jasa Marga, secara kumulatif selama 3 hari menjelang Natal, dari H-7 sampai H-6 sebanyak 291.451 kendaraan sudah meninggalkan Jabodetabek. Meningkat 11 persen dari periode normal 261.731 kendaraan.
Melansir dephub.go.id, diprediksi jumlah pergerakan penumpang angkutan umum, dan kendaraan pribadi akan terus meningkat hingga hari puncak mudik natal 2022, yang diprediksi 22-23 Desember.