Menurutnya ketika menemukan banjir, alangkah baiknya tidak menerjang dan mencari rute lain yang lebih aman.
“Ada banyak resiko yang dihadapi kala menerjang banjir, mulai dari kaki-kaki lebih cepat karat hingga resiko water hammer yang membuat mesin mati,” tuturnya.
Melalui keterangannya dijelaskan, bahwa mobil DFSK dianggap sesuai dengan kondisi jalan di Indonesia, mengingat jarak pijak terendah ke tanah cukup tinggi, yaitu mencapai 200 mili meter seperti halnya Glory 560.
Selain menghindari jalan dengan genangan air, pengguna mobil juga perlu memerhatikan kecepatan. Karena kondisi jalan yang basah berdampak pada daya cengkram ban, selain itu dikhwatirkan terjadi aquaplaning.
“Jaga kecepatan kala berkendara karena jalanan lebih licin dan pandangan mengemudi lebih terbatas akibat air hujan. Kemudian jaga jarak kendaraan lebih dari 3 detik untuk menghindari tabrakan beruntun di jalan,” sambungnya.