100kpj – Secara pengoperasian mibil matik lebih mudah, tanpa memindahkan gigi sudah berjalan. Namun ada hal penting yang perlu diperhatikan, yaitu potensi kerusakan karena tidak dirawat.
Masalah yang biasanya terjadi pada mobil matik timbulnya sentakan kasar, atau bunyi saat perpindahan gigi secara otomatis. Selain itu, misalnya ingin memindahkan posisi P ke D tiba-tiba ada suara kasar, dan getaran.
Mendeteksi kerusakan mobil matik memang lebih rumit dibandingkan manual, karena komponen yang bersarang di dalamnya juga lebih banyak.
Oleh sebab itu, perlu melakukan perawatan, atau pengecekan. Salah satunya rutin mengganti oli transmisi matik setiap 20 ribu kilometer. Jika dibiarkan tidak diganti dikhawatirkan ada komponen yang mengalami keausan.
Technical Specialist PT Pertamina Lubricants, Brahma Putra Mahayana mengatakan, transmisi matik juga bisa mengalami keausan, imbasnya ada partikel, atau kotoran seperti debu halus yang merupakan produk keausan tersebut.
“Lama kelamaan debu ini akan bisa mengubah properties pelumas seperti viskositas, warna, dan lain-lain. Contohnya warna, apabila oli matik menjadi lebih gelap ada baiknya transmisi matik melakukan flushing atau pengurasan oli secara total,” ujar Putra dikutip dari keterangannya, Selasa 4 Oktober 2022.
Hal lain yang menjadi penyebab oli matik rusak adalah adanya oksidasi pada Pelumas itu sendiri, dimana oksidasi ini akan menghasilkan zat yang kita kenal sebagai varnish.
Varnish yang berlebih akan mengganggu kinerja dari system transmisi matik, terutama pada fitur perpindahan gigi otomatisnya. Untuk itu dianjurkan untuk mengganti oli sesuai rekomendasi pabrikan
Penggantian pelumas ini dilakukan agar sistem transmisi tetap terlumasi dengan baik, karena pelumas juga memiliki masa pakai yang akan berkurang fungsinya seiring waktu pemakaian.
Ketika melakukan penggantian oli transmisi, gunakanlah oli yang memang direkomendasikan oleh pabrikan mobil. Selain melihat dari kondisi oli matiknya juga bisa dengan melakukan perhitungan jarak yang ditempuh.
Untuk mobil yang biasa digunakan di kota yang banyak dijumpai macet seperti Jakarta, Brahma menyarankan untuk melakukan flushing atau kuras oli matik di kelipatan 20-25 ribu km.
“Untuk flushing ini dibutuhkan oli matik yang lebih banyak, karena oli lama dikuras kemudian dimasukkan oli baru dan kemudian dikuras lagi. Sampai warna oli yang keluar kembali bening lagi, baru terakhir dimasukkan oli matik yang baru,” tuturnya.
Salah satu pelumas untuk sistem transmisi tersebut adalah Pertamina ATF yang diformulasikan dari bahasan dasar sintetik, dan aditif selektif dengan harga Rp62 ribu.
“Pelumas ini direkomendasikan untuk transmisi otomatis semua jenis kendaraan modern saat ini, dan juga untuk sistem hidrolik seperti power steering,” pungkasnya.