100KPJ

Harga BBM Naik, Apakah Cairan Penambah Oktan Menjadi Solusi?

Share :

100kpj – Kenaikkan harga bahan bakar minyak, atau BBM non subsidi masih menjadi perbincangan hangat. Hal itu dilakukan pemerintah demi meringankan beban negara.

Mengingat subsidi yang diberikan selama ini untuk Pertalite, dan Solar tergolong besar, sehingga harga jualnya jauh lebih murah jika mengikuti keekonomian.

Tahun ini kenaikkan harga dimulai dari Pertamax Turbo, Pertamina Dex, Dexlite, dan disusul Pertamax. Perubahan harga itu mengikuti peningkatan minyak dunia yang terus meroket.

Setelah beberapa BBM non subsidi tersebut dinaikkan, baru-baru ini Presiden Jokowi mengumumkan kenaikan harga Pertalite, Solar yang masuk kategori subsidi.

Pertalite dengan RON 90 saat ini dilego Rp10 ribu per liter, dari sebelumnya hanya Rp7.650 per liter, kemudian Solar dari Rp5.150 menjadi Rp6.800 per liter.

Bukan hanya itu, harga Pertamax di hari yang sama kembali dinaikkan dari Rp12.500 menjadi Rp14.500 per liter, berlaku di Pulau Jawa.

Mengingat Pertamina sebagai perusahaan milik negara, maka BBM yang dijual saat ini masih tetap lebih murah dibandingkan brand swasta lainnya, seperti Shell, BP atau AKR, dan Vivo.

Namun dengan kenaikan harga tersebut, agar RON (Researce Octane Number) bahan bakar sesuai kebutuhan mesin, ada saja yang mencampurkan booster.

Dealer Technical Support Department Head PT Toyota Astra Motor, Didi Ahadi sempat mengatakan, bahwa lebih baik menggunakan bahan bakar dengan kandungan RON yang sesuai anjuran pabrikan, dari pada  menambah oktan booster.

“Pernah punya pengalaman, mobil konsumen rajin pakai oktan booster, pas saya lihat ketika servis besar beberapa komponennya berkerak. Mulai dari filter, saluran bahan bakar, dan injektor ada jelaga atau endapan dan itu susah diberishkan,” ujar Didi.

Artinya lebih baik isi BBM sesuai rekomendasi pabrikan karena sudah disesuaikan dengan spesifikasi mesin. Dibandingkan harus keluar uang banyak saat servis akibat efek buruk cairan tersebut.

Hal senada pernah disampaikan Technical Support, PT NGK Busi Indonesia, Diko Oktaviano. Dia mengatakan, menambahkan cairan seperti oktan booster akan merusak busi.

Jika busi sudah rusak, tentu akan menghambat jalur pengapian ke ruang pembakaran mesin. Sehingga akan menimbulkan kerusakan, jika dibiarkan dalam waktu lama.

“Bisa timbul garis rambut pada sekitar elektroda pusat (busi), jika menggunakan oktan booster. Dengan begitu, aliran listik menuju ke bagian metal shell dapat merusak insulator,” ujar Diko.

Menurutnya saat insulator busi rusak, efek buruk yang pertama kali dirasakan pengguna kendaraan adalah mesin tidak responsif. Karena pengapian tidak sempurna, konsumsi BBM lebih boros, dan mesin sulit dihidupkan

Share :
Berita Terkait