100KPJ

Ternyata ada Ruginya Ban Mobil Pakai Angin Biasa Dibandingkan Nitrogen

Share :

100kpj – Ban merupakan salah satu komponen vital di kendaraan. Meski bahan dasarnya hanya terbuat dari karet, namun ban memiliki beberapa fungsi utama. Yang pertama sebagai penahan bobot kendaraan, dan pengendaranya.

Selain itu, ban menjadi garda terdepan untuk menahan getaran, atau guncangan saat mobil berjalan, sebelum sampai ke suspensi. Fungsi yang ketiga adalah sebagai ujung tombak penerus tenaga yang dihasilkan dari mesin mobil.

Kemudian fungsi lainnya sebagai kontrol kemudi, baik atau tidaknya proses handling juga dipengaruhi kondisi ban. Maka tidak heran jika daya pengereman, hingga laju mobil saat berakselerasi ditentukan dari kondisi si karet bundar. 

Bukan hanya ketebalan ulir atau tapak ban, namun tekanan angin didalamnya menjadi poin penting untuk kenyamanan, dan keselamatan Anda saat berkendara. Setiap pabrikan telah menyesuaikan ukuran angin pada setiap ban. 

Selain memperhatikan tekanan angin sesuai spesfikasi si karet bundar, jenis dari udara yang bersarang di dalam juga menjadi perhatian. Saat ini ada dua pilihan, yakni angin yang dihasilkan dari kompresor atau pompa biasa, atau nitrogen.

Sebagian pengguna kendaraan percaya bahwa nitrogen lebih unggul, meskipun harganya lebih mahal dibandingkan angin biasa. Lantas apa manfaat, atau perbedaannya?

Mantan General Manager Aftersales Jaguar Land Rover Indonesia, Faried Hariyanto sempat mengatakan, nitrogen lebih unggul dibandingkan angin biasa, karena kandungan airnya lebih sedikit sehingga tidak mudah memuai.

“Tidak mudah terjadi pemuaiaan dari udara panas dingin tidak berpegaruh. Sehingga tekanan ban akan tetap (pada pengisian pertama). Kalau mobil membawa berat berlebihan, lebihkan maksimal 2 psi dari standarnya,” ujarnya kepada 100kpj kala itu.

Sementara menurut Dealer Techical Support PT Toyota Astra Motor, Didi Ahadi, bukan berarti angin biasa tidak baik. Pada dasarnya angina yang dihasilkan kompresor, atau pompa genjot juga memiliki kandungan nitrogen 78 persen.

“Memang, nitrogen lebih tahan dari pemuaian saat high speed. Setuju bakal lebih aman, tapi intinya bukan berarti angin biasa tidak aman yaa selama di isi tekanan cukup (tidak berlebih),” tutur Didi beberapa waktu lalu.

Hal senada disampaikan, Marketing Product Planning Division Head PT Astra Daihatsu Motor, Anjar Rosjadi. Menurutnya, nitrogen itu sudah menjadi bagian dari angin biasa yang sewajrnya dihirup manusia setiap harinya.

“Nitrogen lebih lambat untuk terjadi pemuaian terhadap panas dibanding angin biasa. Tapi, enggak signifikan karena di angin biasa pun sudah mengandung nitrogen 70-80 persen,” kata mantan Technical Service Executive Coordinator PT ADM itu.

 

Share :
Berita Terkait