100kpj – Pengadilan Banding Olahraga (CAS) memutuskan, Andrea Iannone dilarang membalap hingga empat musim ke depan. Keputusan tersebut tentu membuat sebagian pihak terheran-heran. Sebab, Iannone pada mulanya hanya mendapat hukuman 18 bulan. Lantas, mengapa hal tersebut bisa terjadi?
Diketahui, Iannone mendapat sanksi atau hukuman setelah dia kedapatan memakai obat-obatan terlarang yang dianggap sebagai doping. Kala itu, melalui persidangan, pembalap Italia tersebut dinyatakan bersalah dan harus absen 18 bulan dari MotoGP. Ianonne yang tak terima kemudian mengajukan banding.
Baca juga: Tolak Jadi Test Rider, Andrea Dovizioso Pilih Absen di MotoGP 2021?
Iannone mengajukan hal tersebut dengan pembelaan bahwa zat terlarang yang ditemukan di urinnya berasal dari makanan yang kemungkinan terkontiminasi sebelum dia konsumsi menjelang balapan di MotoGP Malaysia.
Namun, alih-alih mendapat keringanan, hukuman Iannone justru ditambah. Sebab, dia tak mampu membuktikan pembelaan tersebut. Kini, seperti yang telah disingging di awal, dia harus absen dari MotoGP selama empat tahun, atau hingga musim 2024 mendatang.
"Andrea Iannone tidak mampu menunjukkan bukti-bukti yang meyakinkan bahwa pelanggaran yang dia lakukan terhadap aturan anti-doping terjadi tanpa sengaja," demikian isi pernyataan resmi CAS, dikutip dari Crash, Rabu 11 November 2020.
"Berdasarkan temuan yang didapat panel... pelanggaran aturan anti-doping yang terjadi pada Iannone dianggap sebagai perilaku disengaja dengan tujuan tertentu, atau untuk mensiasati aturan anti-doping," sambungnya.
Baca juga: Yamaha Terhuyung-huyung di MotoGP, Rossi Pusing Tujuh Keliling
Dengan hukuman tersebut, karier Iannone sebagai pembalap MotoGP terancam hancur. Mengingat, kini usianya sudah memasuki 32 tahun. Sehingga, saat hukumannya berakhir, usianya telah mencapai 36 tahun. Segalanya pasti sulit, belum lagi proses adaptasi ulang yang tentu membutuhkan banyak waktu.