100kpj – Pembalap LCR Honda, Takaaki Nakagami harus mengalami nasib nahas di MotoGP Teruel, akhir pekan kemarin. Nakagami yang mengawali lomba dari urutan kesatu mendadak jatuh saat balapan baru memasuki putaran pertama. Lantas, mengapa hal tersebut bisa terjadi?
Sebelum kualifikasi, sebenarnya Nakagami juga tampil meyakinkan di dua latihan bebas atau free practice MotoGP Teruel. Namun, saat race atau perlombaan sesungguhnya, pembalap asal Jepang itu mendapat tekanan yang besar. Imbasnya, dia merasa grogi hingga terjatuh di tikungan awal.
"Sungguh menakjubkan bisa dapat pole position, tapi di lain sisi ini tekanan yang sangat besar. Ini pertama kali saya merasakan tekanan besar dari luar, dapat pole pertama kali, memimpin balapan pertama kali... walau hanya 10 detik!” ujarnya dengan penuh penyesalan, dinukil dari Crash, Selasa 27 Oktober 2020.
“Nyatanya saya tak bisa mempertahankannya. Ini alasan saya melakukan kesalahan bodoh," sambungnya.
Baca juga: Morbidelli Punya Jurus Sakti Bernuansa Klenik dan Gaib, Kok Bisa?
Sesaat setelah jatuh, Nakagami terlihat sangat kecewa dan marah. Sebab, dia berpeluang memutus rekor buruk pembalap Jepang yang tak pernah menang di kelas tertinggi sejak 16 tahun lalu. Namun, bagaimana pun juga, nasi telah menjadi bubur. Kini, satu-satunya yang bisa dia lakukan adalah evaluasi diri.
“Kini saya sudah merasa lebih baik. Sungguh disayangkan, satu kesalahan bikin kami rugi besar. Bahkan sampai sekarang saya masih belum bisa percaya bagaimana bisa saya melakukan kesalahan itu. Saya sungguh kecewa pada diri saya sendiri," tegasnya.
Selain tekanan mental yang besar, Nakagami juga mengaku, bahwa dia melakukan kesalahan teknis saat perlombaan baru dimulai. Pembalap 27 tahun itu terlalu ngotot menghalangi laju Franco Morbidelli di tikungan keempat. Parahnya, pergerakkan agresif itu ditutup dengan teknik pengereman yang salah.
"Saya tahu Franco ada di belakang, dan itu alasan saya menutup ruang di tikungan 1, 2, 3, dan 4.”
“Di tikungan 4, saya ada di jalur dalam dan saat mengerem di tikungan 5, saya agak melebar. Ini kesalahan kecil, tapi saya tak bisa mengendalikannya. Pengereman saya terlalu tajam, ban depan terkunci, dan saya akhirnya jatuh,” kata dia.