Penampilannya yang impresif selama 7 seri di musim ini, menjadi salah satu pertimbangan pabrikan Ducati untuk merekrutnya menggantikan Enea Bastianini. Tapi menerima juara dunia di tim, bukan pertama kali dilakukan.
Sebelumnya pabrikan asal Italia itu pernah merekrut Valentino Rossi. Namun langkahnya itu dinilai salah, karena sang legenda tidak menunjukkan performanya, bahkan tidak pernah mencicipi juara satu di setiap seri.
Pencapaian terbaik The Doctor hanya satu kali finis ketiga dan dua kali juara kedua di MotoGP Perancis, serta satu kali juara dua di San Marino. Bahkan Ducati merasa salah sudah memilih VR46 pada saat itu.
“Sebuah kesalahan ketika kami merekrut Valentino Rossi ke Ducati, saat itu kami belum siap,” ujar Manajer Ducati, Davide Tardozz kepada Bar Sport, dilansir GPone
Kesalah serupa kembali dilakukan dengan memasukkan Jorge Lorenzo. Hal yang wajar jika itu dilakukan brand dengan kondisi keuangan yang memadai, dan haus akan juara. Meski begitu tetap saja Ducati gagal.
Menurutnya saat merekrut Valentino Rossi, dan Jorge Lorenzo perusahaan memang belum siap, dan merupakan langkah keliru. Berbeda ketika saat ini menggabungkan dua matahari, yaitu Marc Marquez, dan Francesco Bagnaia.
Lebih lanjut Tardozz menjelaskan bahwa pertaruhan yang sepenuhnya berbeda untuk saat ini, jangan disamakan saat Rossi dan Lorenzo. Karena persiapan tim lebih baik sebagai pabrikan, dan manajemen teknis.