100kpj – Sejak tahun lalu Ducati Desmosedici kerap menguasai balapan MotoGP, baik dari tim pabrikan, ataupun tim satelit, namun dominasi Ducati di MotoGP Amerika Serikat luntur karena masalah pengereman.
Bukan hanya Marc Marquez yang mengeluh rem Desmosedici GP23 bermasalah, namun Jorge Martin juga mengalami hal serupa saat MotoGP Amerika Serikat di Sirkuit Cota Austin, pada Senin 15 April 2024.
Hanya satu nama yang naik podium, yaitu Enea Bastianini dari Ducati Lenovo berhasil finish di urutan ketiga dengan Desmosedici GP24, itupun selisih waktunya cukup jauh dari Maverick Vinales sebagai juara satu.
Sementara Jorge Martin dari Prima Pramac Racing harus puas menempati posisi ke-4 dengan selisih waktu +4.690 detik dari Vinales yang menunggangi Aprilia RS-GP. Sedangkan urutan kedua Pedro Acosta dengan KTM RC16.
Jorge Martin tampak berkeja cukup keras untuk merebut posisi terdepan sejak balapan dimulai, salah satu masalah yang dikeluhkannya saat menunggangi Desmosedici GP24 adalah rem depan yang tidak stabil.
“Setiap melakukan pengereman saya merasakan ada getaran yang bisa membuat kami lebih lambat 0,1-0,2 detik per lap,” ujar Martinator, dikutip, Speedweek.com, Selasa 16 April 2024.
Menurutnya MotoGP Amerika memang kurang bersahabat dengan motor Ducati, dan hal itu dirasakan semua pembalap. Sehingga pencapaiannya di musim ini sudah cukup baik, menyelesaikan balapan tanpa insiden.
“MotoGP Amerika menjadi salah satu trek lemah kami. Finish keempat di balapan yang kami menang kurang kuat itu cukup lumayan,” tuturnya.
Berbeda dengan nasib baby alien yang sempat memimpin balapan saat memasuki tikungan lap 10 dengan menyalip Pedro Acosta. Karena tidak dapat mengkontrol motornya akibat masalah rem depan, akhir terjatuh.
Marc Marquez dengan lantang menyebut kepada Sky Sport MotoGP, bahwa tidak ada penyesalan sedikit pun meski harus terjatuh. Karena dia sudah melakukan hal yang benar, namun sistem pengereman tidak mendukung.
"Ketika seorang pembalap terjatuh, kesalahan terakhir ada di tangan pembalap, tapi ada alasannya. Selama balapan, saya kesulitan dengan rem depan tuasnya menyentuh jari saya, dan saya tidak bisa mengerem dengan baik," tuturnya.
Menurutnya dengan posisi tuas rem seperti itu, menjadi alasan dirinya ingin sekali menyelesaikan balapan dengan cepat, dan berada di urutan terdepan sekaligus memaksimal kemampuan sistem rem tersebut saat perubahan suhu.
"Tapi di bagian pengereman itu kecepatannya terlalu tinggi dan saat saya rem tidak ada apa-apa. Saya harus melakukannya dua kali, dan yang kedua kecepatannya (pengereman) terlalu tinggi. Kecelakaan terjadi lebih awal karena saya tertangkap ketika saya tidak berpikir tekanannya begitu kuat,” sambung Marc Marquez.