"Bayaran perhari kurang lebih Rp150 ribuan, belum makan minum. Standby di sini (Mandalika) daro jam 5 subuh sampai jam 4. Saya pulang pergi dari kota Mataram, kalau teman yang lain bisa tidur di tenda," ungkapnya.
Terlepas dari jumlah bayaran yang dia terima, Abraham mengaku senang tugasnya sebagai marshal. Sebab, dengan begitu dirinya bisa mudah melihat langsung para pembalap MotoGP, dan juga motor-motor balap yang dipakai di lintasan.
"Cari kan pengalaman, bisa liat pembalap2 top dunia dari deket. Gimana sih rupanya (motor) desmodichi secara langsung. Kalau foto bareng pembalap ada, kemarin sama Maverick Vinales," pungkas pria yang sudah memiliki sertifikat sebagai marshal ini.
Sementara itu, Direktur Marketing and Consumer Experience PT Aviasi Pariwisata Indonesia (Persero) atau InJourney, Maya Watono, menilai Sirkuit Mandalika telah mendapat banyak manfaat berkat kompetisi WSBK dan MotoGP Mandalika 2022 tahun lalu.
Kini, di Lombok memiliki marshal kelas dunia yang bisa dipakai di negara lain. Maya mengatakan, InJourney telah mengirimkan 400 marshal ke Jepang, yang baru saja menghelat MotoGP 2023 di Sirkuit Twin Ring Motegi.
"Lalu dengan MotoGP, WSBK kedua, lalu sekarang MotoGP ini, kita sekarang sudah memiliki 400 marshal dari lombok, dan bahkan marshal kita diminta ekspor ke Jepang. Jadi MotoGP-MotoGP lain meminta kita untuk pergi ke sana," imbuhnya.