Dengan begitu, semua pembalap memiliki daya saing tinggi, dan balapan dapat berlangsung dengan sengit sehingga kesempatan semua tim untuk meraih gelar juara menjadi setara.
Adu kebut mobil sport itu diadakan di 3 regional, yaitu Asia khususnya Jepang, Eropa, dan Amerika Serikat. Diramaikan oleh 6 tim balap lainnya memiliki daya saing tinggi lantaran sudah berlaga di 6 seri GT World sebelumnya.
Tapi kondisi tersebut tidak menyurutkan semangat tim TGRI dalam meningkatkan performance GR Supra GT4, dan berjuang tanpa kenal menyerah hingga garis finish.
Hasilnya, Haridarma dan Nonaka berhasil meraih juara pertama dengan catatan waktu 1:00:24.870 setelah menempuh lomba sepanjang 35 laps, unggul jauh 27.946 detik dari juara ke-2 yang juga menggunakan GR Supra GT4.
Haridarma mengatakan, belum berencana untuk berlaga penuh tahun ini, dan hanya ikut serta di 3 negara atau 6 seri balapan, yakni Thailand, Jepang, dan Malaysia sebagai race penutup GT World musim ini.
“TGRI menargetkan untuk beradaptasi semaksimal mungkin pada kondisi aktual race GT4 yang tidak kenal kompromi, mendapatkan sebanyak mungkin data race car kami di sirkuit, dan melakukan serangkaian adjustment untuk memperoleh catatan waktu yang semakin baik pada setiap seri balapan,” tuturnya.
Persaingan seri ke-10 di hari Minggu 20 Agustus, menjadi ujian berat bagi kedua pembalap TGRI karena rivalnya mulai memahami karakter, dan gaya balap mereka. Sehingga mereka hanya sanggup mempertahankan keunggulan meraih juara kedua dengan catatan waktu 1:01:58.684 selama 36 putaran.