Disamping itu, untuk memberikan lebih banyak tontonan, akan ada sprint race di semua Grand Prix pada hari Sabtu tahun depan.
Ini berbeda dengan Formula 1 yang memilih enam lokasi saja untuk sprint race. "Formula 1 mengalahkan kami dalam hal jumlah penonton.Titik baliknya datang dengan serial Netflix 'Drive to Survive',” bilang Massimo Rivola, bos tim Aprilia.
Selain itu Rivola menjelaskan bahwa, di Formula 1, mereka menggunakan media sosial dengan lebih efektif. Charles Leclerc dan Lando Norris, mereka adalah generasi baru dan mereka menggunakan aspek ini dengan sangat baik. Formula 1 juga menarik banyak publik figur.
Rivola yang pernah bekerja di Formula 1 mejelaskan, akan salah jika meniru Formula 1. Sprint race adalah solusi darurat, tetapi juga kesempatan bagi orang-orang untuk membicarakan kami. Saya harap ini berhasil.
"Formula 1 membuat perubahan penting. Mereka bagus, tetapi mereka juga beruntung. Mereka mengubah aturan untuk performa. MotoGP tidak memiliki masalah ini. Pembalap kami semuanya berdekatan," bebernya.
Namun Rivola juga mencatat bahwa ada lebih banyak uang di industri otomotif daripada di sektor motor. “Namun, di negara seperti Indonesia, pasarnya berkembang pesat. Ada pasar yang menginginkan kami. Kita harus menarik lebih banyak orang, tetapi kita tidak boleh memberikan harga seperti Formula 1,” pungkasnya.