100kpj – Penampilan Fabio Quartararo sejak balapan paruh kedua anjlok parah, setelah MotoGP mampir ke Jerman pada pertengahan bulan Juni lalu, sampai menjelang balapan terakhir di Valencia, Yamaha kalah telak dari Ducati.
Bahkan sebelumnya Fabio Quartararo mampu membuat gap 91 poin dengan Francesco Bagnaia, kini Bagnaia yang unggul 23 poin dari Fabio Quartararo.
Lin Jarvis Managing Director Yamaha MotoGP akhirnya buka suara tentang kondisi tersebut, bahkan uniknya Jarvis melihat, Yamaha masih akan menghadapi masalah yang kompleks pada awal MotoGP 2023 nanti.
“Ducati memiliki mesin yang powerful, peningkatan pada teknologi pengereman, dan kecepatan di tikungan. Kami sendiri tidak yakin mampu menutup gap dengan mereka pada awal musim 2023 nanti," bilang Lin Jarvis, dikutip dari Speedweek.
Makanya Lin Jarvis ingin semua pihak tidak mengulang kesalahan pada musim ini, dan harus cepat menemukan solusi agar tahun depan bisa kompetitif.
Pihak Yamaha sudah melakukan pengembangan, dengan menghadirkan Luca Marmorini, insinyur ahli sistem elektronik pada mesin, yang pernah bekerja untuk tim Toyota F1 dan Scuderia Ferrari.
Lebih jauh Lin Jarvis juga menjelaskan, penyebab besarnya gap performa antara Yamaha YZR-M1 dengan Ducati Desmosedici GP22 pada MotoGP musim ini.
“Kami tidak pernah memiliki cukup waktu, usaha maupun energi untuk aerodinamika. Tentu itu bukan problem terbesar kami saat ini, yakni kurangnya tenaga pada mesin. Faktanya, aerodinamika dan kecepatan berhubungan satu sama lain,” ucap Jarvis.
Lebih lanjut Lin Jarvis menambahkan, jika ada aerodinamika yang benar-benar cocok, kami akan mampu berakselerasi lebih baik tanpa kehilangan tenaga terlalu banyak.
Sayangnya, untuk pengembangan aerodinamika, pihak Yamaha mengakui tidak seberani Ducati dan Aprilia. Kendati demikian, Yamaha bukan tanpa usaha untuk pengembangan aerodinamika ini.
Mereka saat ini sudah melakukan rangkaian tes di wind tunnel di Eropa dan mengklaim sudah membuat kemajuan.