100kpj – MotoGP menyisakan dua seri lagi, yakni seri Malaysia dan seri Valencia, dengan selisih poin tipis, antara Francesco Bagnaia yang memimpin klasemen, dengan Fabio Quartararo yang menempati posisi kedua.
Posisi tersebut berubah setelah Fabio Quartararo tampil jelek di Australia, sementara Francesco Bagnaia lebih konsisten.
Francesco Bagnaia terlihat lebih konsisten sejak paruh kedua, sedangkan Quartararo mulai tidak konsisyen sejak MotoGP Belanda, padahal pada seri tersebut jarak poin Quartararo dengan Bagnaia terpaut 91 poin.
Setelah itu, Quartararo gagal meraih podium, hanya runner-up MotoGP Austria, prestasi terbaik yang didapat dalam kurun waktu tersebut.
Sedangkan, Bagnaia menjadi penghuni rutin podium kecuali di Motegi ketika ia mengalami crash. Melihat situasi tersebut, Jorge Lorenzo buka suara.
Dari pandangan Lorenzo, pantas jika Bagnaia menjadi juara dunia MotoGP. Sedangkan Quartararo harus berusaha sangat keras, untuk mempertahankan titelnya.
“Fabio hanya memimpin karena Bagnaia melakukan kesalahan dan menjalani awal musim yang buruk. Jika tidak, Bagnaia pasti berada di depan,” kata Lorenzo, dikutup dari Speedweek.
Lorenzo menilai dari sudut pandangnya bahwa, bagaimana pun Bagnaia sudah sepantasnya memenangi kejuaraan, pasalnya tak bisa dipungkiri kemajuan Ducati Desmosedici GP berbanding lurus dengan performa pembalapnya Hal ini yang tidak dimiliki Yamaha, karena hanya Quartararo yang bisa mencari celah tampil apik di atas paket YZR-M1 yang kurang kompetitif.
Di Australia, hasil Yamaha Factory Racing nihil karena Franco Morbidelli crash. Kejutan justru diperlihatkan duo RNF Racing, Cal Crutchlow dan Darryn Binder yang tembus zona poin.
“Saya kira kita sekarang melihat versi terbaik Ducati sepanjang masa, dan mungkin paling lemah dari Yamaha selama 15 tahun terakhir. Sangat sulit bagi Fabio mempertahankan harapan juara,” pungkas Lorenzo.