100kpj – Fabio Quartararo pembalap yang membela tim pabrikan Yamaha di MotoGP, menjadi pembalap paling tangguh yang menggeber Yamaha YZR M-1.
Tapi ternyata dominasi Fabio Quartararo di kubu Yamaha, justru menjadi persoalan lain bagi pabrikan garpu tala.
Apalagi sebelumnya motor Yamaha YZR-M1, memiliki reputasi sebagai motor yang paling mudah dikendarai. Karakter Yamaha M1 yang halus, dengan kekuatannya dalam corner speed menjadi alasannya.
Sampai muncul anggapan bahwa, Yamaha merupakan pabrikan terbaik bagi pembalap dalam memulai kiprah mereka di kelas para raja.
Akan tetapi, semua itu tidak terlihat pada musim ini. Pasalnya ketika Quartararo menjadi pemuncak klasemen, pembalap Yamaha lain tidak kompetitif, saat ini di klasemen sementara Francesco Morbidelli hanya menempati di posisi 19, sementara Andrea Dovizioso di peringkat 21, dan Darry Binder di posisi 22.
Di akhir musim ini Fabio Quartararo harus berjuang sendirian, tidak seperti Francesco Bagnaia yang banyak 'dibela' pembalap Ducati.
Hal tersebut membuat Ramon Forcada, mantan kepala kru tim kawakan di MotoGP ikut berkomentar.
Menurut Forcada, nasib Yamaha kini berada di tangan Quartararo.
"Fabio adalah satu-satunya orang yang mampu memahami cara memaksimalkan motor Yamaha saat ini," ujar Forcada, dikutip dsri Todo Circuito.
Lebih lanjut Forcada menyebutkan, awalnya Yamaha menikmati talenta besar Quartararo, ketika pembalap Prancis itu terlihat akan mempertahankan gelarnya musim ini.
Tapi, Quartararo mengalami kesulitan besar sejak paruh musim kedua dengan hanya finis di posisi podium satu kali dalam enam balapan.
"Honda dan Yamaha berada dalam situasi yang sama, mereka bergantung pada satu pembalap sedangkan Ducati tidak," beber Forcada.
Forcada menambahkan masalah lain yang dihadapi Yamaha adalah, minimnya persaingan di dalam internal mereka. Sehingga Quartararo tak memiliki rival di Yamaha, yang mendorongnya untuk meningkatkan diri.