100kpj – Mario Aji kini menjadi pembalap Indonesia satu-satunya yang bertarung di kejuaraan dunia Moto3, di kelas tersebut pembalap binaan PT Astra Honda Motor ini membela Idemitsu Honda Team Asia.
Tim tersebut punya tujuan untuk mengorbitkan pembalap dari Asia menuju panggung Moto2 dan Moto2, prioritasnya memang pembalap dari Jepang, tapi membuka kesempatan juga untuk pembalap dari negara Asia lainnya.
Memiliki empat pembalap dengan latar belakang berbeda di level Moto2 dan Moto3, Idemitsu Honda Team Asia ingin mereka lebih agresif.
Musim ini, Idemitsu Honda Team Asia memiliki Ai Ogura (21 tahun), Somkiat Chantra (23), Mario Suryo Aji (18) dan Taiyo Furusato (17). Berasal dari budaya berbeda dan punya karakter berlainan, awalnya pasti sulit menggembleng mereka.
Apalagi pembalap non Jepang selalu diserang rasa rindu pada kampung halaman, ketika intensitas latihan meningkat tajam.
“Kami memberikan para pembalap hal yang dibutuhkan untuk mengembangkan skill. Seperti di Spanyol, kami sediakan pelatih, lingkungan latihan, program latihan termasuk latihan dengan motor, program gizi, pemeriksaan medis dan lain-lain,” ungkap Hiroshi Aoyama, manajer tim dikutip dari Speedweek.
Aoyama mengaku awalnya semua mengatakan, 'oke' tapi saat menghadapi latihan berat setiap hari, para pembalap dari Malaysia, Thailand atau Indonesia mulai berpikir tentang rumah.
Di Spanyol tepatnya di Barcelona para pembalap Honda Team Asia tinggal di apartemen. Semua pembalap termasuk pembalap Indonesia harus mematuhi peraturan, termasuk melakukan pekerjaan rumah tangga yang dasar dan menjalani latihan yang sudah diprogram.
Jika ditemukan pelanggaran ketika perwakilan tim melakukan kunjungan, maka setiap pembalap, termasuk Mario Aji mesti membayar denda 100 euro (sekira Rp1,5 juta).
Cara ini ternyata dianggap sangat efektif, untuk membentuk pribadi mandiri yang sangat berguna ketika ada di trek.
Melihat home sick bisa menghambat proses latihan, akhirnya Honda Team Asia membuat kebijakan baru yang ternyata membuahkan hasil positif dalam balapan.
“Untuk musim ini, kami mengubah kebijakan dengan mengizinkan para pembalap sering pulang. Hasil Chantra meningkat pesat,” kata Aoyama.
Selain itu, Aoyama juga menganalisis karakter masing-masing pembalap. Ia menilai duo dari Asia Tenggara kurang agresif, bertolak belakang dengan wakil Negeri Matahari Terbit.
“Chantra dan Mario Aji memiliki kepribadian halus, terlalu sopan. Jika mereka meminta sesuatu dan kami tak bisa memberikannya, maka mereka akan terima tanpa ragu,” pungkasnya.