100kpj – Usai resmi berpisah, bos Monster Energy Yamaha, Lin Jarvis mulai terbuka mengenai kualitas mantan pembalapnya, Maverick Vinales di lintasan. Dia mengatakan, dulu pihaknya menduga Vinales bisa menjadi tokoh utama baru di tim, namun yang terjadi justru sebaliknya.
Disitat dari Speedweek, pertama-tama Jarvis berkisah, musim lalu pihaknya sempat mendapat tawaran resmi dari Ducati yang ingin merekrut Vinales untuk musim berikutnya. Akan tetapi, pihaknya secara tegas menolak tawaran tersebut lantaran kualitas pembalap yang diyakini akan meningkat.
"Ada tawaran kuat dari Ducati di atas meja. Dan kita semua tahu betapa kuatnya Maverick saat itu,” ujar Jarvis, dikutip Selasa 24 Agustus 2021.
Baca juga: Usai Dipecat Tim, ‘Dosa’ Vinales Diungkap Bos Yamaha, Begini Katanya
Bahkan, saking percayanya dengan kualitas, bakat, dan masa depan Vinales, Yamaha memproyeksikan Top Gun sebagai pemimpin baru di tim pabrikan tersebut. Dia digadang-gadang menjadi pengganti Valentino Rossi dan tampil dominan sepanjang musim.
"Pada saat yang sama, kepindahan Valentino ke Petronas direncanakan pada tahun 2021. Tanpa Vale, Vinales bisa menjadi pemimpin tim baru pada tahun 2021. Kami pikir selama ini dia selalu dibayangi Valentino,” tuturnya.
Namun demikian, kini yang terjadi justru sebaliknya. Alih-alih tampil dominan dan mendapat predikat ‘pembalap istimewa’, Vinales justru tampil angin-anginan dan sering terlibat cekcok dengan timnya sendiri.
“Setelah kepergiannya dari Tim Pabrik, Mavericks bisa menggebrak tahun ini. Tapi itu tidak terjadi," tegasnya.
Syahdan, setelah melihat kenyataan tersebut, Yamaha agaknya menyesal berharap terlalu banyak terhadap Vinales. Lebih lagi, pihaknya juga terlalu cepat memberi perpanjangan kontrak kepada pembalap 26 tahun tersebut.
"Ada banyak hal tak terduga terjadi dalam bisnis ini. Sejak itu, kami telah merenung, apakah kami membuat kesepakatan kontrak terlalu cepat," kata Lin Jarvis.