100KPJ

Kenapa Pembalap Superbike Pindah ke MotoGP Banyak yang Gagal?

Share :

100kpj – Ketika Maverick Vinales memutuskan untuk cabut dari Monster Energy Yamaha, ada beberapa pembalap World Superbike atau Worldsbk (WSBK), yang diisukan bakal gabung ke MotoGP bersama tim Petronas SRT.

Seperti Garrett Gerloff dan Toprak Razgatlioglu yang konon akan bergabung dengan tim Petronas, untuk menggantikan Franco Morbidelli yang kabarnya akan menggantikan posisinya Vinales, dan Valentino Rossi yang rencananya akan pensiun.

Saat ini, Jonathan Rea yang kabarnya sedang dibidik oleh tim asal Malaysia tersebut. Nama-nama pembalap tadi bukan pembalap sembarangan di ajang balap motor yang dijual massal di dunia tersebut, ketiganya pembalap top yang pada musim ini bersaing ketat untuk memperebutkan gelas juara dunia WSBK.

Namun, ada beberapa pembalap WSBK yang karirnya cemerlang namun mendadak meredup kala pindah ke MotoGP. Sebut saja John Kocinski (juara dunia WSBK 1997), Colin Edwards (2000), Troy Bayliss (2001, 2006, 2008), James Toseland (2004, 2007), Ben Spies (2009), sampai terakhir Cal Crutchlow, kampiun Kejuaraan Supersport Inggris 2006.  

Beberapa dari mereka karirnya tidak cemerlang seperti kala bertarung di WSBK, karena pindah dari MotoGP ke WSBK tidaklah mudah seperti membalikkan telapak tangan, karena banyak faktor yang mempengaruhinya.

Seperti dikutip dari Motorsport, Ben Spies menjelaskan memang bukan hal yang mustahil pembalap WSBK bisa beradaptasi di MotoGP. Namun, karena level MotoGP lebih tinggi daripada WSBK, butuh beberapa langkah bagi pembalap untuk mempelajarinya.

Bintang WSBK seperti Jonathan Rea mungkin bisa cepat beradaptasi. Ia bisa mencontoh gaya dan teknik Cal Crutchlow. Namun, yang pasti, Rea akan sulit atau mungkin hampir mustahil mengalahkan pembalap MotoGP sekelas Marc Marquez atau Fabio Quartararo.

“Perbedaan antara MotoGP dan WSBK sangat besar, butuh waktu untuk mempelajarinya. Para pembalap dari Moto3 dan Moto2 mampu lebih cepat karena mereka sudah lebih tahu cara kerja motor-motor prototipe,” ucap Spies.

Di atas motor prototipe, gaya menikung sangat berbeda dengan motor WSBK hal ini juga tentu akan berimbas pada kecepatan kala melibas tikungan. Selain itu, kecepatan di trek lurus juga jauh berbeda. Sejumlah perbedaan inilah yang membutuhkan waktu untuk beradaptasi bagi pembalap WSBK yang ingin ke MotoGP.

“Lebih mudah mendapatkan performa puncak motor WSBK ketimbang MotoGP. Pertanyaan berikutnya, apakah pembalap bisa melampaui limit motor MotoGP dan seberapa sering mampu melakukannya. Motor MotoGP memiliki limit sangat tinggi. Pembalap yang belum terbiasa mengendarai motor prototipe akan butuh waktu lebih lama untuk mengetahui limitnya," beber Spies.

Cal Crutchlow mungkin menjadi salah satu mantan pembalap WSBK yang sukses di MotoGP dalam beberapa tahun terakhir. Tetapi, ia baru merebut kemenangan pertamanya di MotoGP (dari total tiga) pada musim keenam, tepatnya saat naik podium utama GP Rep. Ceko bersama Tim LCR Honda.

Banyak yang meragukan bila Jonathan Rea mampu bersaing jika pindah ke MotoGP. Jika jadi pindah, mengubah gaya balap jauh lebih penting dibanding meniru gaya Crutchlow.

Selain itu, rasanya Rea akan sulit meninggalkan Kawasaki Racing WorldSBK Team kecuali ia mendapatkan tim di MotoGP yang mau memberinya bayaran minimal sama. Ditambah, tekanan di MotoGP juga lebih besar.

Baca juga: Bos Petronas SRT Cerita Tentang Pembalap Pengganti Valentino Rossi

Share :
Berita Terkait