100kpj – Petinggi Suzuki Ecstar, Shinichi Sahara akhirnya mengakui, kepergian Davide Brivio ke Formula-1 membuat timnya kesulitan. Sebab, kata dia, filosofi balap yang telah tertanam di tubuh Suzuki merupakan hasil kerja keras Brivio.
Itulah mengapa, Shinichi mulai sadar, semenjak Brivio pergi, kondisi garasi Suzuki sudah tak sama lagi.
“Segalanya terasa berbeda. Saya pikir, tanpa Brivio, kami bisa tampil baik. Itulah yang membuat kami merasa bingung. Sebab, pada akhirnya, kami ternyata tidak merasa demikian,” ujar Sahara, dikutip dari GPone, Jumat 2 April 2021.
“Saya sangat mengapresiasi apa yang telah Brivio kerjakan untuk Suzuki. Dia telah membawa kami ke puncak tertinggi, dan saat ini kami semua berupaya melanjutkan hasil kerjanya dengan sungguh-sungguh,” lanjutnya.
Baca juga: Terungkap, Ini Penyebab Joan Mir Tampil Kesetanan di MotoGP 2020
Kendati kondisi garasi tidak sama seperti musim lalu, namun Sahara memastikan, kekompakan pembalap dan seluruh jajaran kru Suzuki masih sangat baik. Sebab, menurutnya, mereka semua ingin membuktikan, bahwa tanpa Brivio, tim bernuansa biru muda tersebut tetap bisa juara.
“Kepergian Brivio membuat mereka berpikir untuk tetap menjaga persatuan. Sebab dengan begitu, kekompakan tim diyakini bakal meningkat,” tegasnya.
Saat ini, banyak kalangan melabeli Suzuki sebagai tim paling kompak di MotoGP. Namun, jika ditanya mengenai hal tersebut, Sahara tak mampu menjawabnya. Sebab, sepanjang kariernya, dia hanya pernah bekerja di Suzuki.
“Banyak pihak mengatakan, Suzuki merupakan tim yang paling menjunjung tinggi nilai-nilai kekeluargaan. Saya memang baru bekerja di satu tim saja, tapi semua itu menurut saya normal,” kata Sahara.
Sahara memastikan, kekuatan Suzuki bukan hanya terletak pada kekompakkan tim, melainkan juga pada kualitas pembalap dan sepeda motornya. Bahkan, dia mengaku percaya diri bisa meraih kesuksesan yang sama seperti musim sebelumnya.