Dikutip dari Speedweek, Selasa 16 Februari 2021, Pengamat senior MotoGP, Carlo Pernat merupakan pihak yang menuduh Marquez melakukan pencitraan. Dia menduga, Honda sebenarnya tetap memberinya gaji seperti biasa, dan pembalap itu tanpa penolakan juga tetap menerimanya.
“Itu adalah salah satu drama politik paling klasik. Mereka (Honda) sudah membayarnya. Marquez hanya memberi isyarat yang bagus, atau kesan yang baik terhadap opini publik. Honda kemudian terbukti tetap membayarnya meskipun dia tak pernah ikut balapan.”
“Tentunya Marquez punya sesuatu yang disembunyikan, dia juga harus menanggung kesalahannya dan dia mengerti dengan baik,” kata Pernat.
Diketahui, Marc Marquez menjadi pembalap dengan bayaran tertinggi di MotoGP 2020. Dia menerima upah 15 juta Euro atau sekira Rp254 miliar dari Honda per musimnya.