100KPJ

Rossi Urai Penyebab Yamaha Tampil Kacangan di MotoGP, Bukan Pembalap

Share :

100kpj – Sejak beberapa tahun terakhir, performa Yamaha di MotoGP mengalami penurunan tajam. Bahkan, tim bernuansa biru tersebut tak pernah lagi juara sejak lima tahun lalu. Lantas, apa gerangan penyebabnya?

Pembalap senior asal Italia, Valentino Rossi mengatakan, permasalahan utama Yamaha sebenarnya bukan terletak pada pembalap, melainkan pengembangan sepeda motor yang lambat. Rossi mengaku, YZR-M1 yang dia dan rekan setimnya tunggangi, tak bisa melaju kencang. Selain itu, daya cengkeram ban juga menjadi masalah utama.

Baca juga: Daftar Harga Apparel Resmi VR46 di Indonesia, Kaos Mulai Rp100 Ribuan

Parahnya, kata Rossi, masalah tersebut sudah bermula sejak musim 2016 lalu. Padahal, sebelumnya, Yamaha YZR-M1 merupakan motor terkecang dan paling ramah dikendarai di pentas MotoGP.

“Dari 2016 hingga 2017 itu adalah tahun yang krusial bagi Yamaha dan M1," kenang Valentino Rossi, disitat dari Corsedimoto, Rabu 16 Desember 2020.

"Karena saat itulah kami mulai mengalami masalah. Motor kami sangat kompetitif hingga 2016," lanjut pembalap berjuluk The Doctor tersebut.

Rossi Beberkan Penyebab Lain

Selain motor, dia juga mengungkap, permasalahan Yamaha terletak pada komunikasi yang kurang baik antara pembalap dan jajaran insinyur di tim. Menurutnya, pembalap merupakan sosok yang paling memahami tunggangannya. Itulah mengapa, setiap kali ada kekurangan, dia selalu menyampaikannya kepada tim.

Namun, insinyur hanya mengiyakan, tanpa pernah mengabulkan permintaan yang disampaikan dia dan pembalap lainnya. Hal tersebut, kata Rossi, membuat performa motor Yamaha begitu-gitu saja, alias tak ada peningkatan berarti.

"Saya pikir keterlibatan saya akan sama seperti tahun ini. Jadi, tidak banyak perubahan. Kita harus memahami apakah tahun ini saya akan sangat terlibat atau tidak. Saya tidak tahu.”

"Secara tulus, apa yang bisa saya lakukan adalah memberi semua pengalaman saya dan berusaha mengatakan apa yang kami perlukan. Namun, sedikit banyak kami punya masalah serupa dalam jangka waktu yang lama, jadi saya pikir tahun depan tidak akan ada perubahan besar.”

"Saya pikir, para insinyur di Jepang mendengarkan komentar para pembalap, tetapi pada akhirnya mereka tetap melakukan apa yang mereka mau,” kata dia.

Share :
Berita Terkait