100kpj – Konsumsi bensin jenis premium yang dijual oleh Pertamina masih banyak diminati oleh masyarakat Indonesia. Padahal, emisi gas buang yang dihasilkan premium cukup berbahaya kesehatan dan lingkungan.
Populernya premium karena harganya yang murah dibandingan bensin lainnya yang memiliki oktan lebih tinggi. Pertamina pun kini mulai mengkampanyekan untuk beralih ke BBM yang ramah lingkungan.
Baca Juga: Siap-Siap Pemerintah Stop Penjualan Premium dan Pertalite Awal 2021
Di sisi lain, pemerintah berencana akan menghentikan penjuaan bahan bakar minyak jenis Premium di Jawa, Madura dan Bali (Jamali) pada tahun 2021 mendatang.
Pernyataan tersebut dilontarkan oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), melalui Direktur Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan (PPKL), MR Karlian.
Terkait wacana tersebut, Wakil Ketua Fraksi PKS DPR RI, Mulyanto menegaskan menolak rencana Pemerintah menghapus BBM jenis premium mulai Januari 2021 di seluruh wilayah tersebut. Menurutnya, di masa pandemi COVID-19 kondisi ekomomi masyarakat merosot dan butuh BBM murah.
"Terkait rencana Premium dihapus 1 Januari 2021, kami menentang di tengah pandemi yang sekarang ini," kata Mulyanto di gedung DPR RI, Jakarta, Selasa, 24 November 2020.
Anggota Komisi VII DPR RI ini menjelaskan penolakan itu bukan anti-BBM ramah lingkungan. Dia minta pemerintah memikirkan solusi alternatif bagi masyarakat bila ingin menghapus premium.
"Pemerintah harus memiliki rencana buffering-nya dan mitigasinya. Kalau Premium dihapus, apa alternatif BBM murah untuk masyarakat?” tanyanya.
Selanjutnya, dia meminta Pemerintah mencari solusi alternatif agar tujuan menjaga kelestarian lingkungan yang dijadikan alasan tercapai, namun beban hidup masyarakat tidak bertambah terutama di masa pandemi COVID-19.
"Jadi, betul-betul harus dikaji terkait kondisi ekonomi masyarakat di tengah pandemi ini. Apakah, sudah tepat waktunya menghapus Premium saat ini ?" katanya, dilansir dari VIVA.co.id