100kpj – Ketua Bike to Work Indonesia, Poetoet Soerdarjanto baru-baru ini bicara mengenai stigma pesepeda di Tanah Air. Kata Poetoet, banyak pihak beranggapan, pengendara sepeda di jalan raya acap bertingkah seenaknya tanpa menghormati pengguna jalan lainnya.
Bahkan, menurutnya, ada sejumlah pihak yang menganggap pesepeda merupakan penyakit atau masalah layaknya hama wereng. Padahal, Poetoet menilai, kendaraan bermotor lebih berperan besar dalam sejumlah persoalan yang terjadi di jalan raya. Tiga persoalan tersebut yakni polusi udara, kemacetan, dan juga kecelakaan.
“Kemudian tingginya angka kecelakaan lalu lintas, kalau saya merujuk data Korlantas Polri 2019, ada 23 ribu nyawa sia-sia di jalan raya, penyebabnya siapa? Dominan kendaraan bermotor. Jadi, sesungguhnya kendaraan bermotor ini jadi penyebab tiga persoalan tadi,” ujarnya dikutip dari laman organisasi lingkungan hidup, Greeners.
Baca juga: Pesepeda Kian Arogan, Ketua Bike to Work: Kami Punya Hak di Jalan Raya
Pada kesempatan yang sama, Poetoet juga meminta pengguna jalan lain untuk bisa berbagi hak yang sama. Apalagi, saat ini fasilitas pesepeda di sejumlah kota di Indonesia masih terbatas. Sehingga, ruang gerak mereka tidak terlalu luas.
“Jadi, maksud saya, sepeda juga punya hak yang sama di jalan raya,” terang Poetoet.
Senada dengan Poetoet, Founder Women Cycling Community (WCC), Tabby Sumendap mengatakan, fasilitas dan jalur untuk pesepeda masih belum memadai. Bahkan, tak sedikit yang kondisinya rusak alias kurang layak dilalui sepeda. Maka, ia berharap pemerintah lebih memerhatikan hal tersebut.
“Memang benar jalur sepeda, cuma jalur sepeda itu banyak juga yang lainnya di dalam situ, jalanan juga tidak mulus, tapi ya… yaudah ikutin aja apa adanya.”
“Kondisi jalan di Jakarta belum sepenuhnya nyaman buat gowes, ya. Apalagi (sebagai) wanita, aman dan nyaman itu sangatlah penting buat kita,” kata Tabby.