100kpj – Banyak masyarakat menilai, era motor bebek di Indonesia sudah hampir usai. Bahkan, hal itu sejalan dengan data Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia atau AISI yang menyebut, penjualannya selama setahun terakhir hanya berkisar 6-7 persen.
Namun, anggapan tersebut agaknya tak membuat Yamaha sungkan menyegarkan motor bebeknya. Sebab, pekan lalu, perusahaan berlogo garpu tala itu baru saja meluncurkan Jupiter Z1 dengan ‘jubah’ baru yang lebih sporty. Hal itu seakan menjadi pertanda, Yamaha ingin membuktikan bahwa era motor bebek sejatinya belum usai.
Baca juga: Terancam Punah, Cuma Orang Desa yang Mau Beli Motor Bebek
Saat peluncuran Jupiter Z1 terbaru, Deputy GM Marketing PT Yamaha Indonesia Motor Manufacturing (YIMM), Yordan Satriadi mengatakan, pihaknya masih peduli dengan pembaruan motor bebek lantaran dinilai awet dan irit bahan bakar. Maka, dengan alasan itu, masih ada masyarakat yang mencarinya untuk penggunaan sehari-hari.
”Kami menghadirkan warna dan striping terbaru motor Jupiter Z1 dengan ciri khas sporty modern. Ketangguhan, keiritan dan kehandalannya dengan teknologi terkini dapat menjadi pilihan terbaik konsumen di kategori motor bebek untuk membantu aktivitas berkendara sehari-hari,” ujarnya melalui keterangan resmi, baru-baru ini.
Bukan hanya itu, bahkan Jupiter Z1 ditawarkan ke konsumen dengan banderol lumayan tinggi, yakni Rp18,1 juta atau setara motor matik bermesin 125cc. Hal itu lagi-lagi menjadi bukti, Yamaha ingin menunjukkan ke publik bahwa motor bebek sebenarnya masih cukup bernilai.
Sebelumnya, saat berbincang dengan 100KPJ di Tangerang, Manajer Public Relation PT YIMM, Anton Widiantoro sempat mengaku, menjual motor bebek di Indonesia memang tergolong sulit. Terutama, kata dia, di wilayah perkotaan yang masyarakatnya lebih suka menggunakan skuter matik.
“Sebenarnya pasarnya masih ada, meskipun enggak banyak. Demand-nya terus menurun dan kita tak bisa menolak faktanya. Tapi menurut saya, bebek tidak akan musnah dalam waktu dekat,” ujar Anton pada Februari 2020 lalu.
Namun, berbeda dengan masyarakat perkotaan, di desa penjualan motor bebek masih terbilang baik. Menurut Anton, ada beberapa hal yang menjadi alasan. Salah satunya, anggapan mereka yang menyebut bahwa tunggangan jenis tersebut lebih tangguh dan nyaman digunakan.
“Motor bebek masih diminati di luar pulau Jawa, terutama di daerah-daerah. Soalnya, motor ini dirasa lebih cocok dengan kontur jalan yang bergelombang dan lebih tangguh saat membawa barang bawaan berat,” terangnya.
Selain di pedesaan, Anton memastikan, kuda besi bertubuh ramping itu acap dipesan perusahaan sebagai kendaraan operasional. Maka, selagi ada peminatnya, ia meyakini usia bebek di pasar otomotif Indonesia masih cukup panjang, meski secara penjualan sebenarnya tak terlalu menguntungkan.