100kpj – Jika berkunjung ke India, kita pasti dengan mudah menemukan kuil-kuil yang di dalamnya banyak warga sedang berdoa dan sembahyang. Biasanya, pada prosesnya, mereka bersila kaki di hadapan patung Dewa, lalu merundukkan kepala seraya memohon.
Namun menariknya, tidak semua kuil di Negeri Hindustan berisikan patung dewa pada umumnya. Berdasarkan laporan dari laman India Today, dikutip Rabu 22 Juli 2020, salah satu kuil kecil di Distrik Pali, Kota Rajasthan, India bagian barat, justru menjadikan motor Royal Enfield Bullet 350 sebagai obyek sesembahan.
Kendaraan lawas itu diletakkan di atas altar utama kuil Shri Om Banna. Di bagian kepala dan sekitar lokasi, sang pengelola tempat ibadah menambahkan ornamen bunga dan pernak-pernik lainnya. Tak lupa, mereka juga menyiapkan sesajen tak jauh dari altar.
Kenyataan itu tentu membuat banyak kalangan keheranan—terutama mereka yang berasal dari luar kawasan. Sebab, tak sedikit pengunjung yang bertanya-tanya mengenai lokasi ditempatkannya Dewa 'sungguhan'.
“Padahal, motor Royal Enfield itulah Dewanya,” tulis laman tersebut.
Kisah di Baliknya
Semua bermula ketika seorang pria bernama Om Sigh Rathore, alias sang pemilik sepeda motor, mengalami kecelakaan hebat di jalan raya. Ia pun tewas, dan kepolisian mengamankan sepeda motornya.
Anehnya, pada keesokan hari, motor itu menghilang dari tempat penyimpanan. Polisi yang bertugas pun keheranan, dan mulai mencarinya. Ternyata, motor lawas tersebut kembali ditemukan di lokasi terjadinya kecelakaan.
Lalu untuk kali kedua, sang polisi pun membawa motor itu ke ruang penyimpanan. Kali ini, pengamanannya lebih ketat, yakni mengikatnya dengan rantai dan mengempiskan sepasang rodanya. Namun, hal serupa kembali terulang. Motor tersebut lagi-lagi berpindah ke lokasi yang sama.
Berkat kejadian tersebut, banyak warga setempat percaya, ada ada Dewa Pelindung Jalan Raya yang bersemayam di tubuh kendaraan. Itulah mengapa, mereka yang ingin bepergian jauh, selalu menyempatkan diri datang ke kuil Shri Om Banna untuk sekadar meminta perlindungan pada ‘Dewa’ beroda dua.