100kpj – Sejak kemarin, media sosial diramaikan dengan kasus marahnya pelanggan ojek online atau ojol lantaran sang driver memanggilnya ‘kak’. Meski hal itu sebenarnya biasa, namun ia merasa tak terima. Ia pun menyampaikan amarahnya melalui media sosial dan ramai ditanggapi warganet.
“Aku sudah tak ingin lagi berurusan dengan driver Grabfood yang memanggilku ‘kak’. Maksudku, apa tujuannya? Apakah dia kira aku ini wanita? Aku memberimu uang, dan kau memberiku pesanan. Sebatas itu saja, tak lebih,” cuitnya menggunakan bahasa Inggris, yang kemudian dimuat ulang akun @tubirfess, Senin 6 Juli 2020.
Baca juga: Pelanggan Ojol Marah Dipanggil ‘Kak’, Warganet: Maunya Apa? Almarhum?
Tak berhenti di situ, ia juga melayangkan protes kepada pihak Grab Indonesia melalui cuitan lanjutan. Ia merasa, perbuatan sang driver yang memanggilnya dengan sebutan ‘kak’ merupakan bentuk hinaan dan terkesan merendahkan.
“Lakukan saja apa yang menjadi tugasmu, lalu jangan banyak bicara! Jangan ceramahi aku tentang hal ini,” terangnya.
“Beritahu driver-mu untuk jangan bersikap layaknya pria tangguh. Dia mungkin saja memang tangguh, tapi apa yang dia lakukan itu bukan menjadi tugasnya. Dia bukan debt collector. Aku tidak berhutang sesuatu padamu,” tambahnya.
Kemarahannya tersebut tentu membuat banyak warganet heran dan bertanya-tanya. Sebab, tak sedikit yang merasa, panggilan ‘kak’ merupakan hal biasa yang bisa diterima. Banyak penjual makanan, baju, dan pekerja nonformal lain yang memanggil pembeli atau pelanggan dengan sebutan demikian.
Namun, ada beberapa warganet yang memahami, mengapa orang tersebut bisa sedemikian marah saat dipanggil ‘kak’. Menurut mereka, boleh jadi di daerah asalnya, panggilan itu memang menyimpan makna berbeda dari yang dipahami masyarakat Jakarta dan sekitarnya.
“Kalau yang kita ketahui sekarang, panggilan ‘kak’ enggak mengarah ke gender tertentu. Tapi di beberapa daerah Sumatera, ‘kak’ itu emang spesifik untuk salah satu gender tertentu. Misalnya di Jambi, kakak emang dipakai untuk memanggil perempuan,” tulis @martabakanget.
“Iya betul, di Medan juga. Kakak buat perempuan, dan laki-kai dipanggil abang. Tapi sekarang ‘kak’ ini udah general kok,” timpal akun lain bernama @nurulhdly_.