100KPJ

Ada yang Aneh di Motor Kesayangan Munir

Share :

100kpj – Munir Said Thalib atau yang karib disapa Munir merupakan sosok yang dikenal berani menyuarakan kebenaran di Indonesia. Itulah mengapa, suaranya berkali-kali dibungkam. Hingga puncaknya, 16 tahun lalu, ia tewas setelah diracun di pesawat terbang yang hendak membawanya menuju Amsterdam, Belanda.

Berdasarkan hasil investigasi yang dipercaya publik, racun tersebut merupakan senyawa jenis arsenik yang dicampur ke makanan yang Munir santap. Meski sudah berpulang lama, namun kenangan tentang pejuang HAM tersebut agaknya sulit hilang. Apalagi, sikapnya yang sederhana dan santun kepada siapapun.

Baca juga: Bikin Bertanya-tanya, Gimana Cara Taruh Mobil di Showroom Lantai Atas?

Kesederhanaan sikapnya bisa terlihat melalui tunggangannya. Ia kerap mengendarai motor bebek tua berkelir hitam yang secara tampilan nampak sudah usang dan tak terlalu terawat. Bahkan, potretnya bersama motor tersebut banyak beredar di media sosial hingga kini.

Meski begitu, ternyata ada satu keanehan di motor Munir tersebut. Sebab, ia menggunakan dua kaca spion yang sama-sama berposisi sebelah kiri. Sehingga, pada satu bagian, cermin pantul itu dipasang dalam kondisi terbalik.

Diketahui, kuda besi miliknya itu merupakan Astrea Grand lansiran 1995. Salah satu produk terlaris Honda itu memiliki tampilan yang mudah dikenali, yakni bertubuh ramping dengan laburan cat gelap dan rupa khas bebek lawas.

Baca juga: Ciptakan Mesin Berbahan Bakar Air, Orang Ini Dibungkam dan Dibunuh

Astrea Grand memiliki spesifikasi mesin empat-tak dengan kubikasi 97,1cc. Motor yang mengadopsi sistem bahan bakar karburator itu mampu menghasilkan tenaga 7,3 daya kuda di putaran 8.000 rpm. Konon, jika bebek legendaris tersebut masih dalam kondisi normal, pengendara bisa memacunya hingga kecepatan 100 kilometer per jam.

Mungkin, bagi sebagian orang yang menyimpan kekaguman besar pada sosok Munir, motor Astrea Grand bisa dijadikan alat pemutar memori. Yang ketika melihatnya saja, ingatan mereka langsung tertuju pada figur yang pernah mengendarainya.

Baca juga: Wacana Pajak Sepeda, Demokrat: Lama-lama Jalan Kaki Juga Harus Bayar

Share :
Berita Terkait