100kpj – Sebelum mulai dipasarkan, sepeda motor yang diproduksi harus lebih dulu diberi nama. Biasanya, dalam prosesnya, tak bisa dilakukan asal. Mengingat, baik langsung atau tidak, nama memiliki peran penting dalam upaya pabrikan mendongkrak penjualan produk.
Pentingnya pemberian nama pada suatu kendaraan sudah lama disadari perusahaan asal Jepang, Yamaha. Sebab, dalam pemberian nama sepeda motor, tak jarang mereka memilih kosa kata unik yang singkat dan mudah diingat. Salah satunya, Mio.
Baca juga: Dikenal Motor Merakyat, Ternyata Ini Lho Kepanjangan BeAT
Sebagian pihak tentu penasaran dengan arti nama Mio. Meski terdengar familiar di telinga masyarakat, namun hanya sedikit yang memahami makna di baliknya. Berdasarkan beberapa catatan sejarah, Mio diambil dari bahasa Italia yang bila diartikan secara kasar, berarti ‘cantik’.
Hal itu cukup beralasan, karena pada awalnya, Mio memang dikhususkan untuk pengendara wanita. Meski begitu, belakangan unitnya mulai diminati kaum pria. Sehingga, jika mengetahui arti nama tersebut, mereka pasti terkejut.
Saat ditemui 100KPJ beberapa waktu lalu, Manager Public Relation PT Yamaha Indonesia Motor Manufacturing atau YIMM, Anton Widiantoro mengatakan, tujuan awal pihaknya menghadirkan Mio di Tanah Air yakni untuk mematahkan stigma, bahwa wanita tidak aman mengendarai sepeda motor.
“Pada awalnya, segmentasi kami (terhadap Mio) memang ke arah pasar wanita. Karena waktu itu hasil survei kami, banyak wanita yang takut dan tak dibolehkan naik motor,” ujar Anton kepada 100KPJ.
“Nah, kami lihat populasi wanita di Indonesia itu besar sekali, jadi kami pikir—kenapa tidak masuk ke sana? Angka produktivitasnya juga tinggi, makanya kami jadikan target market, dan ternyata cukup berhasil,” kata dia menambahkan.
Pendekatan pasar itu mereka lakukan dengan membuat iklan komersial yang banyak menampilkan wanita sebagai subyek pengendara skutik. Bahkan, kalimat ‘kini sudah kutemukan motor untuk wanita’ menjadi tagline yang saat itu Yamaha usung untuk produknya tersebut.
Namun perlahan, seperti yang telah disebutkan di awal, pasar mulai berubah. Bukan hanya wanita, pria juga mulai menyukai motor tersebut. Menariknya, hal itu terjadi tanpa rencana, alias mengalir begitu saja.
“Sebenarnya tidak ada perubahan citra produk, dari yang semula motor wanita menjadi pria. Kami juga tidak melakukan rebranding pada iklan. Semua mengalir begitu saja,” tukas Anton.