"Dengan kondisi dampak Covid-19 pasar ekspor terkoreksi 20-30 persen. Terutama negara Asia yang cukup besar dampaknya. Jadi kita cukup terdampak untuk pasar ekspor," ujarnya.
Memang banyak faktor yang mempengaruhi merosotnya angka penjualan kuda besi pada tahun ini. Mulai dari penerapan pembatasan sosial berskala besar, hingga daya beli masyarakat.
“PSBB enggak bisa beraktivitas, kemudian ekonomi melambat. Harga komoditi seperti minyak kelapa drop. Penjualan motor sangat tergantung dari kredit, di mana dengan kondisi ini mempengaruhi bisnis kami,” tuturnya.
Loman menjelaskan, angka penurunan sebesar kurang lebih 40-50 persen itu akan berdampak juga pada jumlah unit motor Honda yang laku pada tahun ini.
“Kira-kira itu dampaknya 40-50 persen, dan ke AHM akan berdampak seperti itu. masalah ini bisa selesai, bila COVID-19 juga selesai. Nanti kalau saat PSBB transisi aman, bisa lebih baik lagi,” ungkapnya.
Saat ditanya soal angka penjualan, Loman menyatakan bahwa sebelumnya AHM memprediksi bisa menjual motor sebanyak 4,6 juta hingga 4,8 juta unit pada tahun ini.