100kpj – Indonesia saat ini telah memiliki delapan unit helikopter Apache Guardian AH-64E buatan Amerika Serikat, heli tersebut disimpan di Skadron 11/Serbu Semarang yang nantinya akan digunakan oleh TNI Angkatan Darat (TNI AD).
Apache Guardian menjadi salah satu alat utama sistem pertahanan (Alutsista) milik TNI AD, yang diandalkan untuk menghadapi berbagai pertempuran. Apalagi helikopter ini adalah hasil pengembangan terbaru dari jenis Apache sebelumnya, yaitu AH-64D.
Perbedaan yang terlihat dari AH-64E Guardian dengan AH-64D Longbow Block ini terdapat pada mesinnya, Apache Guardian dalam pengembangannya memiliki mesin yang lebih besar dari sebelumnya, yaitu T700-GE-701D dari General Electric.
Transmisi pun diubah menjadi coupe dengan tenaga ekstra. Helikopter Apache AH-64E dapat memacu kecepatan maksimum 300 km per jam, sementara AH-64D kecepatan maksimumnya 293 km per jam.
Selain itu, Apache AH-64E juga telah memiliki teknologi terbaru yaitu sistem datalink MUM-TX L-3 Communications yang memungkinkan awak helikopter untuk mengendalikan drone (UAV).
Tidak hanya itu, seperti yang dilansir dari VivaHelikopter AH-64E juga dilengkapi dengan beberapa fitur khusus untuk menunjang kemampuannya dalam melaksanakan misi tempur. Fitur–fitur itu di antaranya sistem radar penjejak target dan kendali penembakan Longbow.
Sistem deteksi target M-TADS, peluru kendali atau rudal udara ke darat AGM 114 Hellfire dengan daya jangkau efektif 8 kilometer, roket Hydra kaliber 70 milimeter, pylon peluncur rudal udara ke udara yang dapat dipersenjatai dengan rudal AIM-9 Sidewinder, Stinger, Mistral dan atau Sidearm.
Apache AH-64E juga dilengkapi kanon M230 kaliber 30 milimeter yang mampu menembakkan sebanyak 625 butir peluru per menit nya. Untuk menunjang sistem deteksi target M-TADS, serta radar penjejak target dan kendali penembakan Longbow.
Helikopter serang ini juga dilengkapi perangkat Forward Looking Infra Red atau FLIR yang dapat digunakan untuk mencari sasaran dengan menggunakan gelombang infra merah. Sehingga Apache dapat mendeteksi sasaran dalam keadaan gelap gulita sekalipun.
Dengan spesifikasi seperti itu, helikopter ini layak disebut sebagai helikopter tercanggih di Asean. Walaupun sebetulnya Singapura juga lebih dulu memiliki helikopter Apache.
Tapi, Helikopter Apache milik Singapura yang dibeli tahun 2006 dari Negeri Paman Sam itu, memiliki beberapa perbedaan dibandingkan dengan Apache yang datang pada akhir tahun 2017 lalu ke Indonesia.
Sedangkan Malaysia, rencana untuk memiliki helikopter tempur akhirnya tercapai. Menurut informasi yang diberitakan oleh Free Malaysia Today, Negeri Jiran tersebut akan mendatangkan 6 helikopter tempur ringan baru, jenis MD 530-G yang paling cepat tiba di Malaysia akhir tahun ini.
Baca juga: Pesawat Bidikan Prabowo, Nyaris Bentrok dengan Pesawat Tempur AS