100kpj – PT Indo Jaya Motor Electric turut meramaikan pasar sepeda motor listrik di Indonesia melalui produknya yang bernama Elvindo. Terhitung, sudah ada empat model yang siap mereka jual, yakni Rama, Bisma, Arjuna, dan Veda. Namun, untuk nama terakhir belakangan menimbulkan polemik lantaran dianggap menista agama Hindu.
Veda atau yang kerap dieja weda merupakan kitab suci agama Hindu yang dipercaya sebagai kumpulan wahyu para Brahman (penguasa tertinggi dalam konsep ketuhanan Hindu). Itulah mengapa, penganut agama tersebut amarahnya terpantik saat kitabnya dijadikan sebagai nama sepeda motor.
“Kepada siapapun yang memiliki koneksi ke management motor listrik ini (Elvindo), tolong sampaikan bahwa Veda adalah nama kitab suci Hindu. Tidak relevan dijadikan nama motor (sama seperti kitab-kitab suci lain). Rama, Bhisma, Arjuna dan lainnya silakan, itu sudah menjadi umum,” tulis akun @GLHindu di laman Twitter, dikutip Kamis 16 Januari 2020.
Selain itu, protes serupa juga dilayangkan Kesatuan Mahasiswa Hindu Dharma Indonesia (KMHDI) yang menyebut bahwa apa yang telah dilakukan Elvindo terkait pemberian nama sepeda motor telah melukai hati pemeluk agama Hindu di Indonesia.
Baca juga: Klaim Produk Nasional, Elvindo Kok Mirip Motor China?
Saat dikonfirmasi, pihak Elvindo mengaku, tidak ada niat sama sekali melakukan penghinaan ataupun pelecehan terhadap umat Hindu di Tanah Air. Sebab pada awalnya, mereka menggunakan nama tersebut untuk menyematkan unsur kedaerahan di sepeda motor yang berstatus nasional tersebut.
Akan tetapi, mengingat model Veda belum resmi dipasarkan, dan ada kecenderungan polemik itu akan meluas, maka pihak Elvindo pun memutuskan untuk tak jadi melepas motor tersebut ke masyarakat umum.
"Kami dari management Elvindo, ingin menyampaikan bahwa penamaan produk yang menjadi polemik saat ini, tidak di-launching dan tidak dijual ke masyarakat," tulis pihak Elvindo dalam keterangan resmi.
Baca juga: Nyicip Motor Listrik Lokal Elvindo: Harga Murah, Fitur Segambreng
Sekadar diketahui, Elvindo sendiri merupakan perusahaan lokal yang baru berdiri sejak empat bulan lalu. Saat ini, mereka memiliki satu pabrik perakitan di kawasan Cikupa, Tangerang, Banten. Kendati berstatus sebagai produk nasional, namun komponennya masih mengandalkan impor dari China. (re2)