100kpj – Sepeda Brompton akhir-akhir ini sering terdengar seiring dengan kasus skandal penyelundupan motor Harley Davidson dan sepeda Brompton yang ditemukan di lambung Garuda Indonesia. Kasus ini berbuntut petaka bagi karir I Gusti Ngurah Askhara Danadiputra. Ia dicopot dari jabatan Direktur Utama PT Garuda Indonesia.
Bagi yang belum tahu, sepeda lipat asal Inggris ini disebut-sebut sebagai sepeda yang dirancang khusus bagi pengguna di wilayah perkotaan yang mengutamakan prinsip minimalis. Dalam kondisi terlipat, sepeda Brompton memiliki dimensi 585mm x 565mm 270mm (tinggi x panjang x lebar).
Brompton bukan yang pertama mengeluarkan sepeda lipat listrik (e-folded bike), tetapi seperti yang dikutip dari sepeda.me, produk pertama Brompton untuk sepeda listrik banyak ditunggu oleh para pesepeda. Brompton bekerja sama dengan Williams Advanced Engineering dalam mengembangkan sepeda lipat dengan motor listrik.
Sepeda lipat listrik memiliki komponen atau part-part tambahan yang membedakan sepeda listrik dengan sepeda lipat biasa. Seperti hub motor yang dibuat dengan kolaborasi dengan Williams Advanced Engineering, perusahaan Inggris yang juga terlibat dalam mesin Formula 1, Aston martin, Boeing dan lainnya.
Hub motor adalah hub roda sepeda yang memiliki motor (mesin penggerak) di dalamnya, sehingga bentuknya lebih besar dari hub roda biasa. Pada sepeda lipat brompton ini, hub motor dipasang pada roda depan. Hub motor dikontrol oleh controller, dan akan bekerja sesuai dengan pilihan yang kita mau. Apakah dibantu dengan kaki, atau full menggunakan motor listrik, atau setengah-setengah (kaki dan motor). Gowes manual dengan kaki akan mengurangi beban pada motor, dan akan membuat baterai sepeda bertahan lebih lama.
Kecepatan dari sepeda listrik ini pun mempunyai batasan kecepatan (cut off speed), batasannya adalah 15.5 mph atau 25 km/jam. Maksudnya ketika kecepatan sepeda sudah mencapai 25 km/jam motor listrik secara otomatis akan mati, jadi kalau mau lebih kencang lagi ya harus digowes manual.
Brompton mempunyai cara yang elegan untuk memposisikan baterainya. Baterai ada di dalam tas, dan tas baterai bisa diletakkan di depan sepeda seperti tas sepeda biasa. Tas baterai Brompton sendiri ada yang ransel, dan ada yang jinjing, bisa disesuaikan dengan selera pesepeda.
Tas ransel berukuran 1.5 Liter, membawa removable baterai 300Wh yang bisa dilepas, cukup untuk perjalanan sejauh 30 sampai 70 km (sekitar 20-45 mil). Dengan charger bawaan, perlu waktu 4 jam untuk mencharge baterai 300Wh ini sampai penuh.
Pada bottom bracket terdapat sensor sepeda, sensor torque, sensor cadence, dan sensor kecepatan. Sensor ini gunanya untuk menangkap dan menghitung kekuatan kayuhan, jumlah atau kecepatan perputaran pedal, kecepatan sepeda. Sensor ini akan menghitung dan mengirim data ke controller.
Controller adalah otak yang mengolah dan memerintah motor listrik. Dari data yang didapat oleh sensor, controller akan mengolah data, untuk menginisiasi kerja motor hub motor listrik, berdasarkan mode yang kita pilih. Mode 1 jika kita mau hanya sedikit dibantu oleh motor, mode 2 untuk kombinasi seimbang kaki dan mesin, mode 3 untuk lebih mengandalkan kekuatan mesin, atau matikan untuk mematikan mesin dan hanya mengandalkan kekuatan kaki.
Sepeda listrik Brompton ini berencana akan menggunakan aplikasi smartphone untuk android dan iOS yang akan dirilis akhir tahun 2019, dengan jalur komunikasi bluetooth, bisa dipakai untuk memonitor dan mengupdate software controller. (re2)