100KPJ

Test Ride Honda Forza 250, Performa dan Handling Cukup Mengejutkan

Share :

100kpj – Honda Forza 250 resmi mengaspal di ajang Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS), Agustus 2019. Skutik berbadan bongsor tersebut dibawa utuh dari Thailand oleh PT Astra Honda Motor (AHM) sebagai produsennya.

Di awal kemunculan, Forza dilego dengan harga Rp79,50 juta on the road, namun sekarang banderolnya naik jadi Rp81,95 juta. Meski sebagai matik termahal Honda, tidak menyurutkan konsumen memboyong skutik pesaing Yamaha XMAX tersebut.

Corporate Communication PT AHM, Ahmad Muhibbuddin mengatakan, peminat Forza menunjukkan tren poisitif. Sejak diluncurkan pada Agustus sampai akhir April 2019 penjualannya sudah 1.100 unit lebih, dan di awal Mei bertambah inden 430 unit.

Untuk membuktikan ketangguhan matik paling mahal di kelas 250cc tersebut, 100KPJ mencoba langsung selama empat hari. Total perjalanan yang ditempuh ratusan kilometer, rute dalam kota sampai luar kota kami lintasi dengan kondisi jalan beragam.  

Desain dan dimensi

Forza memiliki panjang 2.142 mili meter, lebar 754 mm dan panjang 1.472 mm. Dimensinya tidak terlalu besar untuk skuter bermesin 250cc, maka cukup nyaman untuk menyalip di tengah kemacetan meski bobotnya 182 kilogram, tidak terasa ‘kikuk’.

Ditambah desain bodi depan dan belakang yang kompak, tidak terlalu besar seperti bodi XMAX atau Kymco Downtown 250i. Motor skutik asal Negeri Gajah Putih itu mengusung desain yang menekankan unsur mewah dan elegan ketimbang sporty.

Tidak seperti Yamaha, penempatan baut dan klip bodi Forza sangat rapih. Dan tidak ada bagian bodi yang menempel dengan komponen lain terlihat renggang, semuanya rapat. Soal posisi riding, untuk postur badan 175 centi meter kaki masih jinjit. 

Mengingat jarak terendah ke tanahnya 144 mili meter, dengan jok agak lebar. Namun jarak tangan dan setang sangat nyaman saat motor sudah berjalan. Dan kaki enggak terlalu ‘ngangkang’ seperti XMAX yang dimensi joknya sangat terbilang lebar.

Fitur dan kepraktisan

Agar menghalau terpaan angin saat berkendara, tinggi dan rendahnya wind screen bisa diatur secara elektrik sesuai kenyamanan pengendara. Selain itu, spion dibuat menyatu dengan bodi depan dan lampu sein yang sudah LED.

Untuk informasi kecepatan dan putaran mesin atau RPM masih model jarum analog. Dikombinasikan dengan layar MID (Multi Information Display) yang cukup lengkap, dengan keterangan suhu mesin, suhu lingkungan, jarak tempuh.

Selain itu ada informasi konsumsi bahan bakar, kapan motor harus di servis dan indikator HSTC (Honda Selectable Torque Control) yang berfungsi mengatur torsi. Sehingga putaran roda depan dan belang dikontrol untuk mencegah selip.

Skutik berbadan gambot itu juga dilengkapi power charging bertegangan 12 volt untuk pengisian baterai smartphone di dashboard atas sisi kiri. Selain itu untuk mengoperasikan motor tidak perlu memasukkan anak kunci, karena sudah smart key system.

Menyalakan mesin dan kunci setang hanya perlu memutar kenop pada bagian kontak. Saat kunci remot yang Anda kantongi menjauh dari motor, otomatis immobilzer atau alarm aktif dengan tanda bunyi diiringi lampu sein kanan kiri menyala.

Soal penerangan lampu depan, sein dan lampu rem belakang sudah LED. Cahaya yang dihasilkan dari lampu utama juga sangat terang di malam hari.

Untuk keamanan, pengereman sudah cakram untuk disk depan berukuran 256 mm, dan disk belakang 240 mm lebih keciil. Dan hanya bagian depan yang sudah disematkan fitur ABS (antilock braking system) agar roda tidak terkunci saat rem mendadak.

Perjalanan jarak jauh mengendarai Forza memang cukup nyaman, terlebih bagi Anda yang membawa barang banyak. Bagasi skutik berlogo sayap mengepak itu sangat luas dan bisa menampung dua helm full face dengan ukuran yang beragam.

Jika bagasi di bawah jok masih kurang besar, bisa menyematkan box aftermarket. Peraktisnya tidak perlu menambahkan braket untuk dudukan, sebab ada dua lubang pada sisi dalam kanan dan kiri behel Forza yang berguna sebagi pengait box tersebut. 

Kaki-kaki dan handling

Bagi yang sudah menunggangi Honda ADV 150, pasti tidak asing dengan sensasi shock breaker belakang dan jok yang agak keras. Nah Forza pun demikian, kami merasa peredam kejutnya keras saat melintasi jalan dengan permukaan aspal atau bebatuan. 

Namun untuk handling, ayunan suspensi depan belakang cukup nyaman. Bermanuver di kecepatan 40 km/jam motor mudah di kontrol alias tidak liar. Ban depan dengan ukuran 120/70 dan belakang 140/70 membuat percaya diri saat melahap tikungan.

Mesin, performa dan konsumsi BBM

Forza dibekali mesin 249 cc satu silinder injeksi, dengan kompresi 10,2 banding satu. Tenaga maksimal yang dihasilkan 23,1 daya kuda di putaran 7.500 rpm, dan torsi 24 Newton meter di 6.250 rpm. Mesin tersebut dilengkapi pendingin cairan.

Untuk merasakan tenaganya, kami coba memutar gas dengan maksimal saat melintasi kawasan Parung Panjang. Nafas dari mesin skutik tersebut memang cukup panjang, pada kecepatan 100 km/jam saja mebutuhkan putaran mesin 6.000 rpm.

Sedangkan untuk mencapai 120 km/jam butuh sekitar 7.300 rpm, namun jarak yang harus ditempuh agak panjang. Dari karakter mesinnya yang kami rasakan, Forza memang cocok untuk perjalanan jarak jauh atau touring ke luar kota. 

Dalam kecepatan tinggi pun motor tetap stabil, dan minim limbung. Kelemahannya adalah pada putaran bawah mesin kurang responsif. Awalnya kami pikir karena pengaruh dari fitur pengendalian traksi atau HSTC, karena biasanya saat fitur itu menyala respon mesin dari rpm rendah kurang maksimal. Tapi setelah kami matikan fitur HSTC tersebut, ternyata karakter mesin Forza memang terasa smooth dari kondisi diam hingga berjalan.  Agresifitas mesin baru terasa saat memasuki kecepatan 40 km/jam dan seterusnya. 

Kami merasakan kecacatan cukup fatal yang seharusnya tidak dialami motor seharga Rp80 jutaan. Ya, ketika baru mengeluarkan motor tersebut dari markasnya di kawasan Sunter, kami merasakan gredek pada bagian CVT sama seperti halnya PCX 150.

Gredek itu timbul saat motor baru mulai berjalan, namun sampai kecepatan 18 km/jam sudah hilang, bahkan terkadang menimbulkan bunyi berdecit. Rasanya seperti kampas ganda sudah kotor, dan rasa gredek sempat terasa parah seperti roller CVT yang sudah peyang.

Mungkin motor tersebut tidak dalam kondisi prima, karena statusnya sebagai unit test untuk media-media. Meski sesekali kami merasakan gredek dari kompartemen transmisinya itu hilang, baik dalam kondisi mesin panas atau dingin. 

Soal konsumsi bahan bakar, bukan merek Honda kalau tidak bisa membuat motor irit. Sebab, untuk rute dalam kota Forza hanya meminum bensin satu liter untuk menempuh jarak 27,5 kilometer. Sedangkan di luar kota tentu lebih irit, yaitu 29,7 km/liter. 

Pengukuran bahan bakar tersebut berdasarkan informasi dari MID, bukan full to full. Pengujian di dalam kota kecepatan yang kami tempuh rata-rata 20-60 km/jam dengan jarak 73,3 km. Kondisi jalan beragam, mulai dari stop and go sampai lancar jaya. 

Sedangkan pengukuran di luar kota jarak tempuhnya 138,2 km dan kami kerap menemukan jalan kosong sehingga kecepatan bisa tetap konstan di angka 40-80 km/jam.

 

Share :
Berita Terkait