100KPJ

Menperin: Perusahaan Otomotif Harus Punya Pabrik di Indonesia!

Share :

100kpj – Sepeda motor merupakan kendaraan paling diminati di Indonesia. Itulah mengapa, banyak perusahaan roda dua dari berbagai negara yang menjamur di Tanah Air. Namun demikian, tak semua dari mereka memiliki pabrik di sini, sebagian hanya mengandalkan impor utuh dari negeri asalnya.

Menteri Perindustrian Republik Indonesia, Agus G. Kartasasmita, menuntut para pelaku bisnis di dalam negeri untuk membangun manufaktur di Indonesia. Sebab, hal tersebut sejalan dengan semangat investasi yang tengah digalakkan pemerintah sejak beberapa tahun terakhir.

“Perusahaan otomotif di Indonesia saya pinta segera bangun pabrik di Indonesia. Bagi yang masih impor, ini waktunya sampaikan ke principal untuk melakukan kegiatan produksi di sini,” ujar Agus di Istora Senayan, Jakarta Pusat, Jumat 29 November 2019.

Menurutnya, ada banyak keuntungan bagi pelaku otomotif di Tanah Air yang berkeinginan membangun pusat produksi di dalam negeri. Sehingga, kata dia, tak ada alasan bagi perusahaan untuk tak segera mempertimbangkan hal tersebut.

“Pemerintah juga sudah menumbuhkan suasana yang kondusif dan bersahabat bagi investor untuk memberikan insentif-insentif, kemudian selanjutnya kami juga memberikan kemudahan, termasuk ketika mereka memindahkan kegiatan RnD-nya ke Indonesia, mereka akan mendapat super deduction tax sebesar 300 persen,” tambahnya.

Selain baik untuk investasi negara, membangun pabrik di Indonesia juga membuat lapangan kerja di dalam negeri menjadi lebih banyak. Sebab, dalam kegiatan produksi, dibutuhkan tenaga ahli untuk mengelola keseluruhannya.

“Jadi target utama dari itu (pembangunan pabrik di Indonesia) adalah pembukaan lapangan kerja. Jadi investasi sebanyak-banyaknya (dari perusahaan) baik untuk tenaga kerja,” terangnya.

Melihat angka produksi sepeda motor di Indonesia yang mencapai enam juta unit setiap tahun, membuat Agus yakin, masa depan pasar roda dua di dalam negeri akan bertambah cerah. Bahkan, ia menargetkan ada peningkatkan cukup besar pada beberapa tahun ke depan.

"Pada 2025 ditargetkan produksi menjadi 10 juta unit. Dari angka itu, satu juta unit adalah ekspor, dua puluh persen atau dua juta unitnya untuk produksi motor berbasis listrik," kata dia.

Share :
Berita Terkait