100kpj – Masyarakat Indonesia kini disodorkan banyak pilihan motor listrik dari berbagai merek motor keluaran terbaru. Sayangnya, penjualan motor ramah lingkungan tersebut masih belum mendapatkan penerimaan yang cukup bagus.
Selain soal lingkungan, hadirnya motor listrik tentu guna menekan efisiensi biaya serta adanya dukungan dari pemerintah. Tapi penjualan sepeda motor listrik sayangnya masih belum sesuai dengan target yang diharapkan pemerintah.
Memang tren penjualan sepeda motor listrik sebetulnya meningkat lebih dari 3 kali lipat dari 2022 ke 2023, namun penetrasinya kalah dibandingkan dengan mobil listrik. Untuk tahun 2023 saja, penetrasi sepeda motor listrik hanya sekitar 1% dari penjualan unit sepeda motor baru.
Sedangkan penjualan mobil listrik sudah lebih dari 2% dari total penjualan mobil. Padahal beberapa tahun lalu market punya ekspektasi bahwa penjualan sepeda motor listrik akan lebih tinggi dibanding mobil, tapi kenyataan justru sebaliknya.
Dijelaskan Raditya Wibowo, CEO sebuah perusahaan sepeda motor listrik di Indonesia, masih lesunya penetrasi sepeda motor di Tanah Air, karena belum ada produk yang benar-benar bisa menjawab kebutuhan masyarakat.
"Kebanyakan, masyarakat tahunya motor listrik itu tidak bisa dipakai jauh, tarikan gasnya kurang optimal, atau bingung cas di mana. jadi, hal-hal mendasar seperti ini yang mebuat adopsi motor listrik masih rendah," jelas Raditya, dalam keterangan resmi, Kamis 10 Oktober 2024.
Jika dijabarkan secara detail, ada beberapa fakta yang menyebabkan produk motor listrik saat ini belum mampu memenuhi kebutuhan pengendara di Indonesia, seperti jarak tempuh, daya tahan atau ketangguhan, dan jaringan pengisian baterai dan juga layanan aftersales.
Selain itu, hasil riset pasar juga menunjukan bahwa masih banyak hal yang perlu ditingkatkan dari kendaraan listrik, agar dapat diterima secara luas olehmasyarakat Indonesia. Mengakui dan memahami kekhawatiran calon pembeli terkait kendaraan listrik, sekaligus memberikan solusi atau informasi yang meyakinkan.
Kemudian, sepeda motor listrik yang memiliki kinerja dan ketangguhan seperti sepeda motor bensin adalah yang dibutuhkan konsumen. Hal tersebut juga diamini oleh Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI).
Ketua Umum AISI, Johannes Loman menjelaskan, sepeda motor selalu dicitrakan sebagai kendaraan kecil yang praktis dan cepat. Sementara karakter tersebut belum ditemukan di motor listrik yang memerlukan tambahan waktu untuk mengisi dayanya.
"Kalau melihat angkanya, permintaan motor listrik mulai berkembang. Tapi memang dalam industrinya, penerimaan konsumen belum secepat mobil listrik," ujar Loman belum lama ini.
"Penyebabnya karena keterbatasan jarak, waktu charging butuh waktu lama, sedangkan untuk sepeda motor butuh kecepatan dan range yang jauh," tambahnya.