100kpj – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mengungkapkan penyebab masih rendahnya angka konversi motor listrik, atau jauh dari yang ditargetkan. Salah satunya motor yang tak memiliki surat-surat secara lengkap.
Hal tersebut diungkapkan Arifin Tasrif saat melakukan rapat kerja dengan Anggota DPR Komisi VII, beberapa waktu lalu. Dia mengatakan saat registrasi, sebenarnya peminatnya banyak, tetapi motor yang akan dikonversi tidak sesuai kriteria.
"Sesudah dicek di polisi surat-suratnya enggak lengkap semua, jadi kebanyakan memang motor-motor tua. Motor-motor tua kita itu statusnya enggak legal, bodong," kata Arifin, dikutip oleh 100KPJ, Kamis 21 Maret 2024.
Arifin mengatakan pada tahun ini Kementerian ESDM baru mengalokasikan anggaran sebesar Rp100 juta untuk konversi 10 unit motor listrik. Di sisi lain, Kementerian ESDM juga terus menyiapkan infrastruktur pendukung.
"Dan kemudian regulasi, kemudahan juga sudah dilakukan kepolisian dan juga pihak perhubungan," katanya.
Seperti diketahui, sepanjang 2023 jumlah motor yang dikonversi ke listrik masih di bawah 1000 unit, padahal targetnya 50 ribu. Walau masih rendah peminatnya, Arifin sempat mengatakan untuk tahun 2024 ini menargetkan sebanyak 150.000 unit.
"Kita tetap usahakan, karena kalau enggak pake cara apa lagi? Industrinya masih motor baru belum membangun, daya beli juga. Salah satunya ya motor-motor tua ini yang harus kita bisa coba untuk kita dorong untuk di konversi," ujar Arifin, Jumat, 16 Februari 2024.
Pemerintah sendiri sudah menambah nilai bantuan konversi sepeda motor listrik menjadi Rp10 juta, dari sebelumnya Rp7 juta. Peningkatan jumlah bantuan ini untuk mendorong minat masyarakat untuk melakukan konversi.
"Pemerintah memutuskan untuk melakukan penyesuaian bantuan program konversi motor listrik menjadi Rp10 juta. Peningkatan ini ditujukan untuk mendorong pencapaian target konversi sepeda motor listrik," tutur Direktur Konservasi Energi Gigih Udi Atmo, di kantornya Kamis 28 Desember 2023.