Namun penggunaan nama Ninja baru disematkan pada 250R yang hadir di RI pada 17 tahun silam tersebut, dengan kode EX250J. Sementara secara harfiah penggunaan nama Ninja pertama kali pada 1984 di moge GPZ900R.

Secara singkat sebelum Ninja 250R hadir, pabrikan geng hijau itu sempat vakum puluhan tahun setelah merilis ZZR-250 pada 1991 sebagai motor sport full fairing dengan kubikasi mesin empat langkah yang serupa.

Hingga akhirnya Indonesia produksi generasi selanjutnya melalui Ninja 250R. Untuk edisi tersebut mengandalkan enjin dua silinder berkapasitas 250cc dilengkapi 8 katup DOHC 8, dengan sistem pengabutannya masih karburator.

Mesin yang dilengkapi sistem pendingin cairan, alias radiator itu memiliki tenaga maksimal 31,8 PS di 11.000 rpm, dan torsi 20 Nm di 9.500 rpm. Disalurkan melalui transmisi manual kopling 5-percepatan dengan suara yang khas.

Motor sport tersebut sempat popular di awal kemunculannya, memiliki desain yang sporty dengan lampu utama terdapat dua bagian namun menyatu, dan suaranya lebih gahar dari edisi 250 FI di 2013 yang pakai sistem pengabutan injeksi.

Mengingat penerimaan pasar positif, tidak heran jika Yamaha dan Honda membuat produk sejenis sebagai pesaing melalui Yamaha R25, dan CBR250. Meski pada akhirnya belum bisa menyaingi penjualan Ninja 250R seperti yang dimiliki mendiang Donny Kesuma.